Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Motif Khas Batik Kendal

Kompas.com - 18/02/2017, 14:21 WIB
Slamet Priyatin

Penulis

KENDAL,KOMPAS.com - Di Kabupaten Kendal Jawa Tengah, ada banyak puluhan perajin batik. Namun hingga kini, Kabupaten Kendal, belum mempunyai motif batik khas Kendal.

Para perajin Kendal membatik sesuai dengan keinginannya masing-masing pembatik.

Untuk mencari motif batik khas Kendal, puluhan perajin batik membuat komunitas. Komunitas perajin batik Kendal itu, diberinama, Klowong. Artinya mengisi sesuatu yang masih lowong (kosong).

Seperti yang dikatakan oleh salah satu penggagas komunitas perajin batik, Sugeng Supriyadi (47). Sugeng, perajin batik di kampung Ameng-ameng Kendal ini, mengaku dirinya berkreasi sendiri dalam membatik. Motif yang ia gambar, biasanya bunga, daun atau bahkan jumput.

“Paling gampang ya, jumput. Kain tinggal diikat karet lalu diwarna,” kava Sugeng, Sabtu (18/2/2017).

Sugeng menjelaskan, beberapa tahun lalu, pernah ada usulan dari bupati Widya Kandhi, supaya mematenkan daun pohon Kendal sebagai motif khas batik Kendal. Namun rupanya tidak sesuai harapan. Sebab daun pohon Kendal bentuknya kecil dan banyak juga yang tidak tahu pohon Kendal.

“Akibatnya, banyak pembatik Kendal menginterprestasikan beda-beda,” akunya.

Sugeng menambahkan, meskipun belum mempunyai motif khas, namun sudah banyak pecinta batik yang mencari batik di Kendal. “Ini pandai-pandainya kita menjual hasil karya kita. Awalnya, dibeli teman, kemudian temannya itu menceritakan batik yang ia beli ke orang lain dan seterusnya,” tambah Sugeng.

Senada dengan Sugeng. Perajin batik lain, Lestari, mengakui bahwa Kendal memang belum memunyai motif khas. Hingga kini, para perajin batik, masih terus mencari dan merumuskan motif batik Kendal.

“Setiap kali kami berkumpul , kami selalu membahas motif batik khas Kendal. Kami bersama-sama, merumuskan motif batik khas Kendal itu,” kata Lestari.

Menurut Lestari, kalau dilihat dari letak daerahnya, pantura, motif batik Kendal, tidak beda jauh dari batik Lasem, Semarang, atau Pekalongan.

“Tapi Kabupaten Kendal itu, mempunyai dua wilayah, wilayah atas dan bawah. Ini yang sering kita diskusikan, “ ujarnya.

Sementara itu, ketua komunitas batik Klowong , Sucilatun, mengatakan, komunitas ini dibentuk untuk memajukan industri kerajinan batik di Kabupaten Kendal. Saat ini, telah ada sekitar 30 perajin yang menjadi anggota komunitas tersebut. Mereka merupakan perajin batik yang berasal dari Pantura Kendal yakni Weleri hingga Kaliwungu.

"Komunitas ini kami bentuk berawal dari kegiatan grup obrolan di medsos, yang kemudian berkeinginan untuk bertemu dan kumpul-kumpul dalam rangka kembali berkarya menciptakan ciri khas batik asal Kendal. Pertemuan ini sendiri merupakan yang kedua kalinya dan akan terus dilangsungkan sebulan sekali," paparnya.

Sucilatun menyebutkan, pihak Baperlitbang Kendal bersedia memfasilitasi dan membina kegiatan dari komunitas tersebut guna memunculkan batik khas Kendal. Selain itu ada permintaan dari Bupati Kendal, Mirna Annisa agar para perajin dapat membuat motif berupa kura-kura belimbing dan kendil.

"Kami masih mencari bentuk dari kura-kura belimbing ini. Informasinya ada di daerah Rowosari. Setelah itu bersama-sama akan mencoba memformulasikan dua motif yang diminta agar dapat menjadi motif batik Kendal," ucapnya.

Sucilatun berharap, perajin batik dari wilayah Kendal atas, dapat segera bergabung. Sehingga bisa memberi masukan terkait motif batik Kendal tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com