Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Puskesmas, Wali Kota Gunungsitoli Temukan 2 Balita Gizi Buruk

Kompas.com - 16/02/2017, 15:35 WIB
Hendrik Yanto Halawa

Penulis

GUNUNGSITOLI, KOMPAS.com – Wali Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara, Lakhomizaro Zebua, menemukan dua kasus gizi buruk saat melakukan inspeksi mendadak di Puskesmas Gunungsitoli, Desa Hilinaa’ Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara.

Kedua anak di bawah lima tahun (balita) itu ternyata bukan berasal dari Kota Gunungsitoli, melainkan dari Kabupaten Nias, dan tidak memiliki kartu kesehatan dan sejenisnya. Keduanya masing-masing baru berusia tiga bulan dan 16 bulan.

"Penemuan kasus ini menjadi catatan bagi seluruh puskesmas di Kota Gunungsitoli agar dapat terus meningkatkan perhatiannya terhadap gizi anak-anak dan melakukan berbagai upaya pencegahan," kata Lakhomizaro Zebua di Puskesmas Gunungsitoli, Kamis (16/02/2017).

Meskipun sedikit kaget dengan kasus gizi buruk itu, namun Lakhomizaro memberikan apresiasi kepada Puskesmas Gunungsitoli karena memberikan pelayanan dan perawatan secara maksimal kepada kedua bayi itu, kendati status mereka bukan warga Kota Gunungsitoli.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Gunungsitoli memberikan sejumlah uang kepada orangtua balita tersebut guna membeli susu dan makanan tambahan lainnya untuk bayi mereka. Lakhomizaro meminta uang tersebut dibelikan hanya untuk kebutuhan gizi bayi.

”Uang ini untuk beli susu, bukan untuk beli baju bapak ibunya, ya. Awas kalau anak ibu tidak kembali sehat,” ucap Lakhomizaro saat menyerahkan uang kepada orangtua balita di Puskesmas Gunungsitoli, Kamis (16/02/2017).

Lakhomizaro mengingatkan kepada para orangtua untuk tetap memperhatian anak-anak dengan memberikan pola asuh yang baik, sehingga kasus gizi buruk dapat dicegah.

"Kebetulan dua pasien gizi buruk ini ibunya tidak makan daging dan jarang makan sayuran, sehingga mereka berdampak pada konsumsi gizi anaknya," tandas dia.

Menurut Lakhomizaro, gizi buruk memang disebabkan banyak faktor, namun yang paling mendasar adalah faktor pola asuh yang salah dan ekonomi. Salah asuh ini merupakan faktor yang sangat mendasar, sehingga kasus gizi buruk bisa terjadi kepada masyarakat mampu.

Setelah itu, Wali Kota Gunungsitoli pun memeriksa seluruh ruangan puskesmas, mulai dari ruangan pasien, apotik, hingga sejumlah ruangan kerja para perawat yang sempit dan berdesakan.

Masih di tempat yang sama, Kepala Tata Usaha Puskesmas Gunungsitoli, Elvivian Zebua, meminta kepada Pemerintah Kota Gunungsitoli untuk meningkatkan sarana dan prasarana yang ada saat ini.

"Pelayanan sudah maksimal namun terkendala adanya Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, puskesmas ini tidak layak,” kata Elvivian, Kamis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com