Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga dan Siswa Bergantung pada Jembatan Rusak di Tengah Kota Cirebon

Kompas.com - 13/02/2017, 10:47 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Seorang siswa sekolah dasar tampak melintasi jembatan gantung yang sudah ditutup warga, Senin pagi (13/2/2017).

Meski penjaga jembatan sudah melarang, dia tetap melintas dengan meraih pagar kawat pada sejumlah kayu sebagai lantai jembatan yang sudah ambruk ke sungai. Dia tampak terburu-buru menuju sekolahnya.

Jembatan gantung ini terletak di Sungai Kriyan Barat, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Jawa Barat. Jembatan tersebut menghubungkan dua Kelurahan Pegambiran dan Lemahwungkuk.

Meski jembatan itu rusak, warga menganggapnya vital karena sangat bermanfaat untuk mempersingkat waktu tempuh.

Ato Leng, warga Kampung Kriyan, menyebutkan bahwa kerusakan itu sudah berlangsung sejak lama.

Jembatan tersebut sering digunakan oleh warga dan pelajar untuk bekerja maupun sekolah.

Jika jembatan itu tidak bisa digunakan, warga terpaksa memutar dan mencari jalan yang lebih aman untuk dapat melintas meski dengan penambahan waktu.

"Mereka muter sekitar 500 meter ke jembatan besar dan sebagian para pelajar lewat jembatan rel kereta api. Bahaya kalau sampai lewat rel," kata dia ditemui di lokasi.

Ato Suharto, staf rukun tetangga di RW 17, menyebutkan bahwa warga sudah patungan dan memperbaiki sebagian kayu pijakan. Namun, karena kondisi yang sudah rapuh dan sering dilintasi, jembatan kembali rusak satu sekitar bulan lalu.

"Perbaikan kemarin warga kumpulin,ada yang Rp 10.000, Rp 20.000, hampir Rp 3 juta. Kita beli dan perbaiki swadaya. Ini sangat vital sekali," kata Ato di atas jembatan yang baru diperbaiki.

Menurutnya, warga sudah tidak bisa mengumpulkan uang perbaikan jembatan karena butuh dana banyak.

Ia berharap pemerintah Kota Cirebon dapat segera membantu memperbaiki jembatan yang sangat dibutuhkan warga dan para pelajar sekitar.

"Kami menyayangkan kondisi ini. Kami khawatir anak-anak sekolah yang melintas. Mereka ada yang sekolah di SMP 18, SMP 3, sebagian lewat sini," ujarnya.

Ato terpaksa menutup jembatan tersebut dengan pintu teralis besi dan kayu-kayu seadanya.

Namun, karena banyak yang meminta lewat di jembatan itu, dia membukanya pada pukul 03.00 dan menutup kembali pada 22.00. Dia sendiri yang menunggu dan rutin menutup-buka setiap hari.

Ato yang sudah dua tahun menjadi staf RT setempat menyebutkab, selain para pelajar, sebagian warga juga menggunakan jembatan itu sebagai jalan pintas.

Penggunanya antara lain bekerja di sejumlah pabrik atau perusahaan di kawasan Kelurahan Pegambiran.

Ato prihatin, di tengah kota Cirebon yang sedang berkembang pesat, jembatan gantung tersebut belum juga diperbaiki pemerintah. Selain itu, jembatan tersebut juga dikelilingi tumpukan sampah hingga menimbulkan bau dan menjadi sarang penyakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com