Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Selamat dalam Dekapan Kakeknya yang Tewas Saat Longsor di Bali

Kompas.com - 12/02/2017, 08:13 WIB

BANGLI, KOMPAS.com – Seorang bayi berusia dua bulan selamat setelah tertimbun material longsor selama empat jam di Desa Sukawana, Kintamani, Bangli, Bali, Jumat (10/2/2017) pukul 01.00 Wita. Bayi itu bertahan hidup dalam dekapan kakeknya yang tewas dalam musibah itu.

Pada saat kejadian, korban bernama I Made Kawi (50) berada di rumahnya di Desa Sukawana. Menurut anak korban, I Ketut Arya (22), tanah longsor terjadi saat ayahnya berserta ibunya Wayan Suwari, adiknya Wayang Selang (19), dan keponakannya tengah tidur pulas.

"Firasat saya sudah tidak enak saat hujan campur angin yang terjadi di desa saya. Saya juga sudah mengajak ayah saya untuk pindah sementara di rumah keluarga di desa sebelah. Namun, beliau menolaknya karena masih ingin berkumpul sama keluarga di rumah sendiri," kata dia.

Arya tidak berada di rumah saat peristiwa nahas itu. Pria yang berprofesi sebagai sopir itu baru pulang ke rumah setelah mendengar kabar longsor menimpa rumahnya.

Saat tiba di lokasi kejadian, ia mencoba menyingkirkan lumpur tanah dan puing-puing bangunan. Namun, upayanya tersebut tidak membuahkan hasil, sanak saudaranya tidak ditemukan.

Tidak lama berselang kemudian, petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bangli, TNI, dan pihak kepolisian datang ke lokasi tersebut. Mereka pun tidak menemukan keluarga Arya.

Setelah hampir empat jam, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi dari dalam timbunan reruntuhan. Ternyata keponakannya yang masih berumur dua bulan masih hidup.

Saat petugas menggali tepat di atas sumber tangisan, petugas menemukan bayi tersebut berada dalam dekapan kakeknya. Sayangnya, Made Kawi telah meninggal dunia.

Di dekat bayi tersebut juga ditemukan tubuh Wayan Selang yang mengalami patah tulang pinggang serta Suwari yang mengalami luka lecet.

Sang bayi mengalami sesak napas karena menghirup lumpur yang menimbun rumah mereka. Korban selamat akhirnya dibawa ke RSUD Bangli.

Dokter yang menangani bayi tersebut menyedot lumpur di paru-parunya. Menjelang sore, bayi yang belum memiliki nama itu dirujuk ke RSUP Sanglah bersama pamannya, Wayan Selang.

Arya turut mengantar dan menemani adik dan keponakannya di ruang IGD RSUP Sanglah, Sabtu malam. Ia berharap adik dan keponakannya segera pulih. Ia juga berharap kepada pemerintah segera memberikan bantuan kepada semua korban tanah longsor.

Selain di Sukawana, longsor juga menimpa lima rumah di Desa Songan dan sebuah rumah di Desa Awan. Total 12 orang meninggal dunia, tiga orang luka berat, dan dua orang luka ringan akibat musibah itu pada Jumat dini hari tersebut.

(Baca juga 12 Warga Tewas akibat Longsor di Kintamani)

Longsor kembali terjadi pada Sabtu (11/2/2017) dini hari di Desa Subaya. Ni Siman (70), warga Banjar Yeh Tande, Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, meninggal akibat tertimbun material longsor.

(I WAYAN ERI GUNARTA/TRIBUN BALI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com