Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Para Pejabat "Tukar Nasib" dengan Wartawan

Kompas.com - 09/02/2017, 20:04 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Menjadi hal biasa ketika wartawan meliput dan mewawancarai seorang pejabat sebagai narasumber.

Namun, bagaimana jika mereka "bertukar nasib" dengan tokoh yang biasanya menjadi narasumber mereka?

Pada peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017 di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (9/2/2017), para pejabat setempat sejenak mencicipi profesi wartawan. Demikian pula sebaliknya, wartawan jadi "pejabat".

Para pejabat itu antara lain Wakil Bupati Magelang Zaenal Arifin, Kepala Polres Magelang AKBP Hindarsono, Ketua DPRD Kabupaten Magelang Sariyan Adi Yanto, dan sejumlah kepada dinas pemerintah daerah setempat.

Mereka "bekerja" layaknya wartawan seperti meliput, memotret menggunakan kamera milik wartawan, hingga melakukan wawancara dengan narasumber yang tidak lain adalah para wartawan yang biasa bertugas di wilayah Kabupaten Magelang.

Ceritanya, para jurnalis dadakan itu meliput seluruh kegiatan HPN 2017 yang diselenggarakan di kawasan hutan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), Jurang Jero, Kecamatan Srumbung.

"Kok kamera saya (kalau buat memotret) yang kelihatan tangan semua," kata Hindarsono yang tampak kesulitan mengoperasikan kamera ponsel.

Lain halnya dengan Zaenal. Ia memakai gayanya sendiri. Ia memotret sambil berdiri, duduk, jongkok, bahkan tiduran.

Para undangan yang hadir sontak tertawa melihat tingkah laku orang nomor dua di pemerintahan Kabupaten Magelang itu.

"Saya merasa ada kebebasan di sini. Bisa bebas bertanya karena biasanya saya ditanya," ujar Zaenal seusai mewawancarai Ketua Panitia HPN 2017 Magelang.

Zaenal mengatakan, ada keasyikan tersendiri ketika sejenak menjadi pencari berita. Ia merasa bisa lebih santai daripada berurusan menjalankan pekerjaan secara protokoler.

"Rasanya lebih nyaman ya, tidak ada protokoler," ujar Zaenal terkekeh.

Kendati demikian, ia mengakui bahwa wartawan adalah profesi yang berat karena harus bekerja dalam kondisi apa pun. Tidak hanya saat senang, tetapi juga dalam kondisi penuh risiko, seperti bencana dan peperangan.

"Saya salut dengan wartawan karena terkadang mereka bekerja tanpa menghiraukan keselamatan mereka sendiri demi memberikan informasi bagi masyarakat," kata Zaenal.

Pada peringatan HPN 2017 bertujuk "Kenduri Alam" itu, puluhan wartawan melakukan kegiatan pelestarian alam di lereng Gunung Merapi.

Mereka menanam pohon langka, menebar benih ikan, melepas satwa kucing hutan dan burung.

Koordinator HPN 2017 Bagyo Harsono mengatakan, kegiatan ini menjadi langkah kecil para wartawan untuk menyelamatkan lingkungan, terutama Gunung Merapi. yang saat ini terancam rusak akibat ekploitasi. Hutan hijau makin menipis, satwa Marapi nyaris punah dan jalan yang rusak.

"Kita hidup berdampingan dengan alam, Merapi selama ini telah memberikan anugerah yang luar biasa bagi manusia dan makhluk lainnya, maka sudah semestinya kita menjaganya jangan malah merusak," ujarnya.

Sejumlah komunitas ikut mendukungan kegiatan ini, antara lain Kelompok Tani Randu Ijo, sukarelawan Merapi, Forum Merapi Merbabu Hijau (FMMH), Independent Off Road Community (IOC) Magelang, Magelang Birds Community (MBC), MAx Rider Magelang, pegiat lingkungan, pegiat pariwisata dan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com