Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Frekuensi Erupsi Gunung Sinabung Meningkat

Kompas.com - 05/02/2017, 20:43 WIB

MEDAN, KOMPAS — Frekuensi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meningkat sejak pekan lalu. Jika sebelumnya erupsi terjadi berkisar empat hingga enam kali sehari, kini meningkat menjadi delapan kali dalam sehari. Namun, status Awas Sinabung telah berlangsung selama 20 bulan terhitung sejak 2 Juni 2015 belum ditingkatkan lagi.

Pos Pengamatan Gunung Sinabung di Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sabtu (4/2), melaporkan, sejak pukul 00.00 hingga 15.00 terjadi delapan kali erupsi dengan tinggi kolom abu berkisar 800 meter hingga 5.000 meter. Tidak ada luncuran awan panas yang terjadi, tetapi tampak guguran lava sejauh 1.000 meter ke arah tenggara-timur. Delapan letusan itu terjadi pukul 00.50, 01.12, 01.15, 04.18, 06.57, 10.34, 13.58, dan 14.28. Hujan abu mengguyur kawasan Simpang Empat hingga Berastagi.

"(Abu) Tidak tebal di Berastagi, kami sudah terbiasa," kata Didit, warga Berastagi.

Sepanjang Jumat, Pos Pengamatan Gunung Sinabung mencatat terjadi 13 kali erupsi. Sementara pada hari Kamis terjadi delapan kali erupsi.

Pengamat Gunung Api Sinabung, Deri Al Hidayat, mengatakan, luncuran awan panas tidak terjadi saat erupsi berlangsung. Sementara volume kubah lava belum menumpuk. Pengukuran pada pertengahan Januari lalu menunjukkan volume kubah lava mencapai 1,3 juta meter kubik. Kubah lava Sinabung sebelumnya pernah mencapai 2,6 juta meter kubik. Erupsi meningkat karena aktivitas magma dan gas yang diproduksi cukup tinggi.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih merekomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, 6 km untuk sektor tenggara-timur, dan 4 km untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung diminta waspada terhadap potensi bahaya lahar.

Acen Pandia, warga Desa Payung, Kecamatan Payung, mengatakan, letusan yang terjadi sekitar pukul 14.00 menimbulkan suara bergemuruh yang terdengar jelas di Desa Payung. Warga ke luar rumah dan menyaksikan gunung erupsi. Warga melihat ada guguran awan panas mengarah ke selatan-barat daya sejauh sekitar 100 meter. "Biasanya kami tidak pernah melihat dari sisi sini, tetapi tadi terlihat jelas," ujarnya. Warga mulai cemas dan meminta PVMBG memerhatikan situasi terbaru itu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Karo Martin Sitepu menjelaskan, pihaknya tetap berpedoman pada rekomendasi PVMBG. Sampai hari ini tercatat masih ada 2.592 keluarga atau 9.317 jiwa dari sembilan desa dan satu dusun yang mengungsi. Namun, telah ada rekomendasi bagi PVMBG bahwa warga Desa Kutarakyat yang berjumlah 577 keluarga atau 2.176 jiwa bisa kembali setelah dibangun jalan evakuasi. Sebelumnya, warga desa itu diungsikan karena untuk keluar-masuk desa harus melewati zona merah. "Sosialisasi pemulangan kami lakukan Senin depan di Jambur Tongkoh," kata Martin. (WSI)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2017, di halaman 15 dengan judul "Frekuensi Erupsi Meningkat".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com