Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Asal Rusia Ingin Bangun Rel KA dari Kaltim ke Kalteng

Kompas.com - 05/02/2017, 19:20 WIB

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, salah satu perusahaan asal negara Rusia telah menyatakan kesiapannya untuk segera membangun rel kereta api dari Provinsi Kalimantan Timur hingga Kalimantan Tengah.

"Perusahaan itu sebenarnya ingin groundbreaking pembangunan rel kereta api dari Kaltim-Kalteng namun masih perlu ada konfirmasi dari Kedutaan Rusia apakah dapat dilaksanakan atau tidak," kata Budi usai pertemuan dengan Gubernur Kalteng Sugianto Sabran di Bandara Tjilik Riwut, Minggu (5/2/2017).

"Rel kereta api itu untuk mengangkut batubara. Kalau untuk angkutan orang, terlalu mahal. Tapi kan, kalau sudah ada jaringan rel kereta api itu tinggal digunakan untuk transportasi orang," tambahnya.

Sementara itu, pembangunan rel kereta api jalur Puruk Cahu melalui Bangkuang hingga Batanjung di Provinsi Kalteng, Budi enggan berkomentar banyak. Dia hanya menilai bahwa perkembangannya terlalu lambat.

Dia mengatakan, sampai sekarang ini, pihak China Railway Group Limited selaku investor belum pernah bertemu dengan dirinya sehingga lebih baik membahas yang telah pasti dan jelas perkembangannya.

"Saya tidak akan membatalkan pembangunan rel kereta api yang akan dibangun China Railway Group Limited. Tapi kan sesuatu yang tidak fisibel, apalagi menyangkut orang lain, tentu tidak bisa bersaing. Apa kita mau membiayai," ucapnya.

Budi membantah bahwa dirinya menggantung pembangunan kereta api sepanjang 425 kilometer peninggalan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang periode 2005-2010 dan periode 2010-2015 itu, bahkan telah masuk Program rencana strategis Nasional.

Dia mengatakan, pihak China Railway Group Limited sendiri yang belum menunjukkan keseriusannya dalam mempercepat pembangunan tersebut.

"Bukan digantung. Kalau saya bilang tidak boleh, saya yang menggantung. Pihak China Railway Group Limited yang menggantungnya. Serius sendiri mereka," kata Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com