Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemakmuran Jawa Barat Ada di Gunung, Harus Dijaga

Kompas.com - 04/02/2017, 16:47 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

GARUT, KOMPAS.com - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menjadi dosen dadakan memaparkan tentang Kebudayaan Sunda bersama para mahasiswa se-Jawa Barat di Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kabupaten Garut, Sabtu (4/2/2017).

Ia menerangkan bahwa kebudayaan bukan hanya berbentuk kesenian tapi sejatinya adalah sebuah ide yang bersifat kebenaran universal.

"Selama ini kebudayaan dipandang hanya berbentuk kesenian saja. Kebudayaan adalah ide yang universal," jelas Dedi di hadapan para mahasiswa.

Salah satu budaya yang diterangkan adalah bagaimana cara warga adat menjaga lingkungannya termasuk memelihara alam seperti gunung di sekitarnya. Selama ini kemakmuran warga Jawa Barat terdapat di gunung.

"Kalau gunungnya dirusak, warga Jawa Barat akan hancur. Contohnya seperti bencana kemarin di Garut akibat ada perubahan gunung menjadi lahan perkebunan," kata dia.

Selanjutnya, tambah Dedi, kebiasaan atau budaya sebagian besar warga gunung mengonsumsi makanan di masa kini. Dulu warga gunung makan ikan kecil-kecil dengan cara memasak pengasapan sederhana pakai tungku kayu kering di rumahnya. Makanan dengan hasil itu diketahui lebih menyehatkan dan membantu keseimbangan metabolisme tubuh.

Tapi sekarang ada perubahan kebudayaan yang bergeser dengan perkembangan zaman. Warga gunung ada yang biasa mengonsumsi ikan asin yang dinilai lebih mudah dibeli tanpa harus menangkap ikan terlebih dahulu.

"Biasanya dulu makan ikan kecil dengan asap dibakar seadanya. Tiba-tiba warga gunung makan ikan asin. Maka kadar garam naik dan kadar depresinya menjadi tinggi. Ini salah satu adanya perubahan kebudayaan," tambah dia.

Menurutnya, permasalahan perubahan kebudayaan warga Sunda ini harus sudah diimplementasikan dalam pengetahuan sistem pendidikan. Karena dengan utuhnya ideologi warisan kebudayaan dan karakter akan mampu melahirkan regulasi menuju kemakmuran warga Jawa Barat.

"Kita lihat contohnya Jepang, siapa yang tak tahu negara ini sangat maju teknologinya. Tapi lihat rakyatnya yang masih memegang teguh kebudayaan leluhurnya. Menghargai kebudayaan sendiri, seperti makanan masih tadisional, pakaian adat masih dipakai, dan berangkat ke sekolah atau kerja jalan kaki. Bagaimana dengan Jawa Barat? Seluruh identitas akan ambruk kalau tak menghargai kebudayaan sendiri," pungkas dia. 

Pemaparan tentang kebudayaan yang berlangsung satu jam lebih tersebut mendapatkan sambutan positif oleh para mahasiswa yang hadir. Mereka pun terlihat antusias dan puas terkait penjelasan yang dipaparkan oleh salah satu budayawan muda Sunda Dedi Mulyadi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com