Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganjar Setuju Batasi Pasar Modern di Salatiga

Kompas.com - 03/02/2017, 06:59 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SALATIGA, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepada pedagang pasar tradisional di Salatiga agar dalam berdagang tidak menjual barang dagangannya dengan harga tidak wajar.

Selain meminta pedagang mengambil keuntungan yang wajar, Ganjar juga mengimbau mereka menjaga kebersihan di lingkungan pasar.

Hal itu disampaikan oleh Ganjar saat acara dialog interaktif bersama masyarakat Salatiga di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Kamis (2/2/2017) siang.

Saat itu Ganjar menanggapi pertanyaan sejumlah pedagang mengenai serbuan pasar modern di Salatiga, sementara di sisi lainnya keberadaan tradisional dibiarkan mangkrak.

"Sampaikan saja mumpung sekarang hadir Pj Wali Kota dan Ketua DPRD. Memang pembangunan toko modern harus dibatasi atau dimoratorium, namun bapak-ibu juga hendaknya melayani pembeli dengan baik bukan malah ngepruk harga," kata Ganjar.

Ngepruk atau dalam bahasa Jawa berarti memukul. Kata ini kerap digunakan untuk menggambarkan perilaku pedagang yang menjual dagangannya dengan harga sangat mahal di luar kewajaran.

Sebelumnya, Sumiarti, seorang pedagang di Jalan Taman Makam Pahlawan, Salatiga, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap serbuan toko modern di daerahnya yang berdampak pada omzet penjualan di tokonya.

Ia berharap agar Ganjar sebagai Gubernur Jawa Tengah perlu membatasi pendirian toko modern di Salatiga.

Imam Daelami, pedagang Pasar Jetis, kepada Ganjar menyampaikan harapannya agar mendorong penuntasan revitalisasi Pasar Jetis yang sudah dimulai sejak tahun 2008.

Sejak proyek revitalisasi pasar ini mangkrak pada akhir 2009, jumlah pedagang terus merosot bahkan saat ini tinggal hingga sepertinganya saja.

"Dulu ada 150-an pedagang namun sekarang tinggal 40 pedagang saja, hal ini disebabkan pasar yang tidak diteruskan pembangunannya. Saya berharap Bapak Gubernur turut membantu pembangunan tersebut," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut hadir lebih dari 300 peserta dialog dari unsur seniman dan budayawan, pedagang, pengemudi becak, kusir, petugas kebersihan, UMKM binaan Fedep Salatiga,perwakilan masyarakat dan unsur Forkompinda, Sekda, Kepala SKPD hingga kecamatan dan lurah.

Kesempatan bertemu orang nomor satu di Jawa Tengah ini tidak sia-siakan oleh warga untuk menyampaikan unek-uneknya terkait dengan pembangunan di Salatiga.

Warga lainnya, seniman bernama Muamir Marzuki, berharap agar Ganjar mendorong Pemkot Salatiga untuk segera mewujudkan terbangunnya wisata religi di Kelurahan Tingkir Lor.

Menurutnya, di wilayah itu terdapat makam leluhur Presiden keempat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Kami meminta potensi wisata religi kelurahan kami juga dibangun untuk mendukung program desa wisata. Ada makam Kiai Abdul Wahid yang merupakan leluhur Gus Dur dan Gus Sholah, ini sangat potensial jika dibangun dengan baik," usul Muamir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com