Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Rekahan, Jalur Magelang-Boyolali Dinilai Paling Rawan Longsor

Kompas.com - 02/02/2017, 19:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Akses jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dinilai sebagai jalur kategori rawan bencana tanah longsor.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edi Susanto menjelaskan, dari pantauannya, terdapat banyak titik rekahan tanah yang tersebar di jalur tersebut.

Menurut dia, rekahan tanah akan menjadi longsor jika dipicu oleh beberapa faktor, antara lain curah hujan yang tinggi. Namun jika rekahan sudah kritis maka tanpa menunggu hujan pun bisa terjadi longsor.

"Kalau sudah kritis, misalnya ada angin kencang saja bisa terjadi longsor," ujar Edi, ditemui Kamis (2/2/2017).

Pemicu longsor lainnya adalah pohon-pohon berakar serabut seperi pohon bambu serta vegetasi yang ditanah terlalu rapat.

"Dari beberapa kali kejadian tanah longsor, pasti banyak pohon bambu dan pohon akar serabut lainnya yang tumbang, hingga menutup akses jalan dan menimpa rumah," katanya.

Edi menuturkan, sejauh ini jalur Magelang-Boyolali, terutama di wilayah Kecamatan Sawangan tercatat kerap terjadi bencana tanah longsor yang mengakibatkan terputusnya akses lalu lintas bahkan korban jiwa.

Kejadian terakhir pada Rabu (1/2/2017) malam, bencana tanah longsor terjadi di dua titik sekaligus di kawasan ini, yaitu Dusun Gintung, Desa Ketep, serta Dusun Windusabrang, Desa Wonolelo. Longsor di Dusun Gintung hanya berselang sehari dari longsor sebelumnya.

Longsor keempat ini membuat akses jalan Magelang-Boyolali kembali tertutup material dan tidak bisa dilalui kendaraan.

"Tidak hanya itu, jalur ini merupakan jalur wisata Solo-Selo-Boyolali (Sosebo) sehingga jika longsor tidak segera ditangani mengakibatkan pariwisata terganggu," papar Edi.

Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bina Marga Provinsi Jawa Tengah dalam penanganan bencana tersebut supaya tidak terjadi bencana longsor yang lebih besar lagi.

Selain itu, pihaknya juga menggandeng akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dalam upaya pengkajian serta identifikasi titik rawan bencana di Kabupaten Magelang.

Edi menyebutkan, secara umum ada 11 dari 21 Kecamatan di Kabupaten Magelang yang masuk kategori rawan bencana tanah longsor, antara lain Kecamatan Sawangan, Kaliangkrik, Windusari, Bandongan, Borobudur, Pakis, Grabag, Muntilan, Ngablak, Salaman dan Secang.

"Kami sudah pasang tiga Ealry Warning System (EWS) di Salaman dan Grabag," ucap Edi.

Masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terutama pada musim hujan yang diprediksi masih akan terjadi hingga Maret 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com