Listrik Padam Saat Debat Calon Wali Kota, Warga Kupang Kesal

KUPANG, KOMPAS.com - Warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), kecewa dengan pemadaman listrik di wilayah kota itu yang bertepatan dengan acara debat kandidat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang, Kamis (2/2/2017) petang.

Debat dua pasangan calon wali kota dan wakil wali kota itu disiarkan langsung oleh TVRI Stasiun NTT pukul 18.00 Wita.

Sebagian besar warga yang tidak mengikuti acara debat, hanya menyaksikan acara itu melalui televisi. Namun, ketika acara itu baru dimulai, listrik pun tiba-tiba padam.

Salah seorang warga Kota Kupang, Andi Ilham Sulabessy, mengaku kecewa dengan pelayanan PLN karena telah melakukan pemadaman secara sepihak tanpa memberitahukan kepada warga.

Menurut dia, pemadaman lampu pada saat acara debat calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kupang sangat mengganggu warga yang ingin mendengar visi misi dan program para kandidat melalui televisi.

"Bagaimana kami bisa tahu apa yang disampaikan para kandidat wali kota dan wakil wali kota kalau listrik padam seperti ini. Kami juga ingin melihat debat antara kedua calon ini. Kinerja PLN sungguh mengecewakan dan tak pernah membuat konsumennya puas," kata Andi, Kamis malam.

Padahal, lanjut Andi, PLN wilayah NTT, khususnya Kota Kupang, saat ini telah mendapat suplai daya listrik yang banyak. Salah satunya yakni menyewa empat kapal listrik (marine vessel power plant) dari Turki.

"PLN Kupang saat ini kurang apa lagi? Semuanya sudah ada tapi kok listrik padam terus. Kami perlu pertanyakan ini dan tolong lembaga negara yang terkait, untuk audit keuangan PLN karena pada saat padam, ini ada penghematan bahan bakar," tegasnya.

Andi pun berharap, PLN pusat bisa memperhatikan keluhan para pelanggan di Kota Kupang.

Terkait hal itu Humas PLN Wilayah NTT, Lydia Purba, mengatakan pihaknya sedang mengecek gangguan yang terjadi di lapangan.

Hingga berita ini tayang, listrik belum menyala. Untuk diketahui, dua pasangan calon yang akan bertarung dalam Pilkada Kota Kupang Februari ini yakni Jonas Salean dan Niko Frans yang diusung Partai Golkar, PDI-P, Nasdem dan Hanura dan pasangan Jefri Riwu Kore dan Herman Man yang diusung Partai Demokrat, PAN dan Gerindra.