Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini Ada Ambulans Gratis "Si Cepat" untuk Gawat Darurat di Semarang

Kompas.com - 26/01/2017, 14:04 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan layanan khusus untuk melayani keadaan gawat darurat bagi warganya.

Pemkot menyediakan ambulans "Si Cepat" yang siaga 24 jam untuk mendatangi warga yang membutuh pertolongan.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, layanan itu tidak dipungut biaya alias gratis.

Untuk mengaksesnya, warga cukup memanggil hotline nomor 1500-132. Ambulans "Si Cepat" akan datang ke rumah tanpa harus menyebutkan alamat penelpon secara lengkap, karena sudah terhubung dengan sistem jaringan Kota Pintar (smart city).

"Layanan Si Cepat ini terhubung dengan sistem yang dapat mengetahui lokasi penelepon secara akurat sehingga bisa cepat membantu warga yang membutuhkan," kata Hendrar, Kamis (26/1/2017).

Untuk menunjang operasi "Si Cepat", ada sebuah ruang kontrol yang berpusat di Kantor Dinas Kesehatan Kota Semarang.

Ruang kontrol ini terkoneksi dengan tim medis yang bersiaga di lima titik yang ditetapkan.

"Lima titik ada di kantor Dinas Kesehatan, Puskesmas Halmahera, Puskesmas Srondol, Puskesmas Bangetayu, dan Puskesmas Karangmalang," ujar Hendi.

Sistem itu berkoneksi dengan 25 perawat, 5 dokter umum, 25 bidan, 25 sopir, lima orang operator hotline, serta empat tenaga administrasi yang disiapkan untuk menjalankan sistem ini.

Saat ini ada lima unit mobil ambulans untuk layanan "Si Cepat". Hendi yakin bahwa layanan ini akan memudahkan warga mendapat pertolongan medis secepatnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengatakan, warga yang membutuhkan bantuan dalam kondisi darurat bisa menghubungi hotline tersebut.

Program ini mencakup penanganan sejumlah penyakit yang membutuhkan layanan segera, misalnya seorang yang tersedak sampai tidak bisa bernapas atau pasien serangan jantung koroner.

"Lalu kecelakaan yang mengancam nyawa, ibu hamil dengan tekanan darah di atas 200, keracunan kehamilan, dan seterusnya," ujar Widoyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com