Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dipasung dan Dikerumuni Semut Tak Dapat Perhatian Pemerintah

Kompas.com - 25/01/2017, 13:02 WIB
Junaedi

Penulis

MAMASA, KOMPAS.com — Dua dari empat anak yang dipasung selama bertahun-tahun di tengah hutan Mamasa, Sulawesi Barat, tak kunjung mendapat perhatian pemerintah setempat.

Kedua orang tersebut dipasung dalam sebuah gubuk kayu berukuran 1,3 x 0,8 meter di Desa Paladan, Kecamatan Sesena Padang, Mamasa. Gubuk itu setiap hari dikerumuni semut.

Salah satu orang yang dipasung, Limbong, terbaring tak berdaya sambil melipat anggota badannya di tempat itu sejak lima tahun terakhir.

Adapun Tara, kakak kandung Limbong, dipasung di tempat terpisah di atas rumahnya.

Impian Tara untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi kandas di pasungan karena orangtuanya tak sanggup membiayai pendidikan anak-anaknya.

Tak ada yang datang menjenguknya kecuali sang ibu, Bodo' Pole, janda berusia 80 tahun yang memberi mereka makan dan minum setiap hari.

Bodo' kerap terlambat memberi makan karena telat pulang kerja mencari rumput kering atau zeong untuk dijual seharga Rp 3.000 per kilogram.

Ketika tidak masak di rumahya untuk bekal, Bodo' sering kali harus mengutang ke sanak tetangga atau keluarga. Kemiskinan membuat keluarga ini kerap makan apa adanya.

Dari sembilan anak Bodo', empat di antaranya menderita gangguan jiwa. Selain Tara dan Limbong, dua anak lain juga mengalami gangguan jiwa dan kini hidup terpisah di tempat lain bersama keluarganya.

Bodo' terpaksa memasung Tara dan Limbong karena keduanya dianggap kerap bikin ulah dan membahayakan keselamatan orang lain.

Keduanya juga diketahui kerap mengamuk tak keruan serta bepergian jauh sehingga dikhawatirkan hilang.

(Baca juga: Nenek Bodo Hidup Memprihatinkan di Hutan dengan Dua Anak yang Dipasung)

Bodo' hanya fasih berbahasa lokal Mamasa. Kini, ia kerap sakit-sakitan dan lututnya nyeri karena faktor usia. Ia harus bekerja karena menjadi tulang punggung keluarga.

Karena tidak punya dokumen kependudukan, keluarga ini kerap luput dari bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah.

Keluarga dekat Bodo' yang juga Kepala Desa Paladan, Marten, berharap pemerintah setempat atau instansi terkait datang membantu mereka.

"Sudah saya adukan berkali-kali, tetapi sampai hari ini belum mendapat respons pemerintah dan instansi terkait," ujar Marten.

Hingga kini belum ada petugas kesehatan atau intansi lain yang menengok atau memberi bantuan kepada warga yang dipasung tersebut.

KOMPAS.Com Menderita gangguan jiwa empat anggota keluarga di pasuang terpisah di Mamasa sulawesi barat,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com