Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Calon yang Gagal Siap Menangkan Kotak Kosong pada Pilkada Maluku Tengah

Kompas.com - 24/01/2017, 18:42 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh yang gagal ikut pilkada di Kabupaten Maluku Tengah kini mulai bergabung dalam satu gerbong kepentingan untuk mengalahkan pasangan petahana, Tuasikal Abua-Marlatu Leleury (Tulus).

Sejumlah tokoh yang kini siap menjegal langkah pasangan Tulus untuk kembali berkuasa di Maluku Tengah itu di antaranya Hamzah Sangadi, Yusup Latuconsina, Jamaludin Ely, Moda Latupono, Wahab Talaohu, Sufiat Haupea, dan sejumlah tokoh lainnya.

Para tokoh ini sebelumnya ikut mencalonkan diri, tetapi gagal dan kini menjadi rival Tulus pada Pilkada Maluku Tengah 2017.

“Saya dengan Pak Hamza dan kandidat lainnya, mereka tidak sempat hadir, tapi sudah berkomitmen untuk memenangkan kotak kosong pada pilkada nanti, semuanya sudah instruksikan tim di tingkat kecamatan hingga desa-desa,” ungkap Yusup Latuconsina didampingi Hamzah Sangadji saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Ambon, Selasa (24/1/2017).

Yusup yang sudah dua kali maju di Pilkada Maluku Tengah ini menjelaskan, Pilkada Maluku Tengah yang hanya diikuti oleh calon tunggal merupakan sebuah bentuk kemunduran demokrasi.

Semestinya, kata dia, calon bupati petahana Tuasikal Abua harus membuka peluang kepada kandidat lain untuk bertarung pada Pilkada Maluku Tengah.

Dia mengimbau masyarakat Maluku Tengah agar jangan mau dibodohi lagi, karena itu dalam pilkada kali ini masyarakat harus dapat memenangkan kotak kosong dengan mencoblos tidak setuju agar kabupaten tersebut dapat bangkit dari keterpurukan.

Mantan Sekretaris Daerah Maluku Tengah ini sendiri mengaku tidak percaya dengan hasil survei salah satu lembaga survei yang baru-baru ini merilis hasil penelitiannya yang menempatkan pasangan Tulus dengan tingkat keterpilihan mencapai 77 persen lebih dan berpeluang memenangkan pilkada.

“Rakyat sudah muak, sudah bosan dengan mereka. Anda bisa turun dari desa ke desa di Leihitu saja kalau Anda ambil sampel 10 orang, maka 9 orang bilang tidak. Itu berarti 90 persen saya hakkul yaqin kalau prosesnya nanti berjalan normal, maka hanya 10 persen yang memberikan suara kepada Tulus,” ungkapnya.

Baca juga: Survei Index Indonesia: Calon Petahana di Maluku Tengah Diprediksi Kalahkan "Kotak Kosong"

Menurut Latuconsina, mayoritas masyarakat Maluku Tengah sudah sangat jenuh dengan kepemimpinan Tuasikal Abua selama ini. Sebab, selama memimpin, tidak ada kemajuan berarti bagi kabupaten tertua di Maluku tersebut.

Sementara itu, Hamza Sangadji yang juga mantan angota DPR RI dari dapil Maluku ini mengatakan, upaya memenangkan kotak kosong di Pilkada Maluku Tengah merupakan bagian dari hak politik setiap warga untuk menyelamatkan demokrasi dan juga daerah itu dari keterpurukan pembangunan di segala bidang.

“Demokrasi di Maluku tengah telah mengalami kelumpuhan dan harus diselamatkan,” katanya.

Dia mengatakan, terus upaya memenangkan kotak kosong pada pilkada nanti karena pihaknya merasa prihatin dengan kondisi di Maluku Tengah saat ini. Menurut dia, selama Tuasikal Abua berkuasa lima tahun, belum ada perubahan apa pun di Kabupaten Maluku Tengah.

“Selama rezim Tuasikal bekuasa 15 tahun tidak membawa kesejahteraan kepada masyarakat, Maluku Tengah hingga kini masih miskin dan terpuruk,” katanya.

Dia menerangkan, untuk menjegal pasangan petahana itu kembali berkuasa, pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak, dan rencananya pada Senin pekan depan mereka akan bertatap muka secara langsung dengan elemen masyarakat Maluku Tengah yang sebelumnya telah menolak pilkada calon tunggal.

“Senin pekan depan kita akan bertemu secara terbuka dengan masyarakat di Masohi, kita juga akan turun ke kecamatan-kecamatan hingga desa-desa nanti,” ujarnya.

Untuk memenangkan kotak kosong, Hamzah mengaku bahwa pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat saat hari pencoblosan berlangsung.

“Kami juga meminta agar penyelenggara dapat bersikap neral dan jujur. Intinya kami akan antisipasi (kecurangan) itu semua, dan tim akan disebar di semua TPS nanti,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com