Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Presidential Treshold" Dianggap Menghambat Lahirnya Pemimpin Terbaik

Kompas.com - 21/01/2017, 16:23 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie tidak setuju dengan adanya ambang batas suara agar suatu partai bisa mengajukan calon presiden (presidential threshold) dalam Pemilihan Umum Presiden 2019.

Menurut Grace, pembatasan itu justru mengambat munculnya calon-calon pemimpin terbaik untuk dipilih oleh masyarakat.

"PSI menolak presidential treshold karena menghalangi publik mendapatkan pemimpin terbaik," ujar Grace melalui keterangan persnya, Sabtu (21/1/2017).

Ia mengatakan, saat ini ada pro dan kontra mengenai usulan penghapusan ambang batas tersebut. Ia menilai bahwa partai yang tetap berpatokan pada presidential treshold ini enggan membuka luas ruang kompetisi.

"Keinginan untuk mensyaratkan partai atau gabungan partai dengan minimal suara 20 persen untuk mengajukan capres di Pemilu 2019 merupakan manifestasi mempertahankan struktur politik yang oligarkis," kata Grace.

Menurut Grace, dengan terbuka luasnya ruang kompetisi, maka akan muncul kandidat baru yang akan bertarung di konstelasi politik 2019. Tak sedikit pemimpin daerah yang berprestasi yang semestinya punya kesempatan untuk memimpin Indonesia.

Grace menyebut Wali Kota Surabaya Tri Rismahatini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, mantan Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, dan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil sebagai sosok yang punya potensi untuk itu.

"Masyarakat akan punya lebih banyak pilihan dan mendorong politik kita smakin bermutu," kata Grace.

Grace menyatakan bahwa tidak logis bila menggunakan hasil Pemilu 2014 sebagai patokan aspirasi masyarakat terhadap sikap politiknya.

Menurut dia, terlalu banyak dinamika politik yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun ini.

"Ini memungkinkan partai besar turun suaranya atau partai kecil berpotensi menjadi partai besar," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com