Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2017, 09:02 WIB
Abdul Haq

Penulis

GOWA, KOMPAS.com - Pelaku pembunuhan Rafika Hasanuddin (22), seorang mahasiswi yang ditemukan tewas di rumah kontrakannya BTN Yusuf Bauty, Jalan Manggarupi, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan akhirnya terungkap. Pelaku tak lain adalah seorang Satuan Pengamanan (Satpam) perumahan setempat.

Pelaku berinisial S (38) ditetapkan sebagai tersangka pada pukul 20.00 Wita Kamis, (19/1/2017) oleh tim gabungan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Polda Sulawesi Selatan dan Polres Gowa yang melakukan penyelidikan berdasarkan sejumlah bukti dan pengakuan S.

Awalnya S yang diperiksa sebagai saksi memberikan keterangan yang berbelit hingga mengundang kecurigaan polisi. Pasalnya rumah korban dengan pos Satpam yang ditempati S hanya dipisahkan dengan dinding tembok.

"Tersangka ini awalnya kami periksa sebagai saksi karena laporan awal dia temukan pertama bahwa ada warga yang meninggal tapi saat kami periksa keterangannya simpang siur. Makanya kami curiga, apa lagi TKP dan pos Satpam cuma tembok yang pisahkan," ucap Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Kombes Dicky Sondani,

Setelah menetapkan S sebagai tersangka, polisi kemudian membawa S ke tempat kejadian perkara (TKP) dengan pengawalan ketat untuk menggelar pra rekonstruksi pada pukul 21.40 Wita. Dalam pra rekonstruksi ini S memeragakan bagaimana dirinya masuk melalui pintu depan lantaran pintu rumah tidak dalam keadaan terkunci.

S lantas mengambil telepon seluler milik korban sementara Rafika sedang mengganti pakaian dalam kamar. Saat itulah korban keluar kamar dan memergoki S mengambil telepon seluler tersebut. Lantaran kepergok S kemudian membenturkan kepala Rafika ke tembok hingga korban jatuh pingsan.

Melihat korban pingsan S bukannya meninggalkan lokasi malah mengambil pisau dapur dan menikam serta mengiris leher korban. S kemudian keluar rumah dan mematikan aliran listrik rumah korban. Usai melakukan aksinya, S kemudian kembali ke pos Satpam dengan hanya membawa telepon seluler milik korban.

"Dari pengakuan tersangka untuk sementara hanya motif pencurian tapi karena kepergok korbannya kemudian dia membunuh kalau motif lain belum ada," kata Dicky yang turut menyaksikan pra rekonstruksi.

Pra rekonstruksi akhirnya dihentikan pada pukul 23.45 Wita lantaran ratusan warga terus berdatangan. Sejumlah warga mulai terprovokasi dan mulai meringsek masuk me TKP hingga akhirnya S dievakuasi ke Mapolres Gowa.

S sendiri diketahui telah empat tahun bekerja sebagai Satpam di perumahan tersebut dan selama bertugas S tinggal di Pos Satpam lantaran tak memiliki kediaman kecuali di kampung halamannya.

Warga setempat sendiri mengaku prihatin atas peristiwa ini, apalagi selama ini S dikenal sebagai satpam yang baik dan melakukan tugasnya dengan baik.

"Selama dia jadi satpam di sini dia baik sama warga tidak pernah juga ada kehilangan apalagi pencurian makanya kami kaget kenapa dia sampai begitu," kata Jalil salah seorang warga.

Baca: Mahasiswi Ditemukan Tewas dengan Leher Terluka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com