Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulau Nusakambangan Dikembangkan Jadi Sentra Penggemukan Sapi

Kompas.com - 17/01/2017, 16:58 WIB

CILACAP, KOMPAS — Pulau Nusakambangan di selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, dikembangkan menjadi sentra industri penggemukan sapi dengan kapasitas 21.000 ekor per tahun.

Untuk mewujudkannya, Kementerian Hukum dan HAM menggandeng sejumlah pihak termasuk perbankan dan dunia usaha. Sapi dari Nusakambangan diharapkan ikut menyangga kebutuhan daging di wilayah Jawa bagian selatan.

Koordinator Lembaga Pemasyarakatan (LP) di Nusakambangan dan Cilacap, Abdul Aris, Sabtu (14/1), di Cilacap, mengatakan, Kementerian Hukum dan HAM mengembangkan LP Industri di bekas LP Nirbaya yang telah difungsikan kembali setelah puluhan tahun mangkrak. "Industri difokuskan pada penggemukan sapi," katanya.

Dari hasil studi potensi, Pulau Nusakambangan seluas 121 kilometer persegi bisa menampung 21.000 ekor sapi per tahun. Potensi tersebut dinilai cukup besar untuk menyuplai kebutuhan daging sapi masyarakat terutama di Jateng. Pembangunan peternakan sapi di Nusakambangan akan dimulai Februari 2017. Pada tahap awal, akan ada 155 ekor sapi yang masuk ke lahan penggembalaan seluas 3 hektar.

Untuk lahan penggembalaan, pihak LP di Nusakambangan menyiapkan penanaman rumput gajah di sejumlah lokasi untuk pakan ternak. Padang rumput gajah dibangun untuk memanfaatkan lahan tidur di Nusakambangan yang selama ini tak terkelola.

Menurut Abdul, pengelolaan industri penggemukan sapi nantinya melibatkan para narapidana penghuni LP Nirbaya dan LP Terbuka. Dua LP itu menjadi sasaran pengembangan LP industri.

"Mereka menjadi tenaga utama dalam industri peternakan sapi. Namun, tentu akan diprioritaskan napi yang sudah masuk program asimilasi," katanya.

Kendati berstatus narapidana, para napi yang bekerja di peternakan sapi tetap diberi upah. Namun, besarannya tidak sama dengan UMK karena mereka sudah mendapatkan fasilitas, termasuk jatah makan tiga kali sehari dari LP.

Jika para napi sudah bebas dan ingin tetap bekerja di peternakan itu, baru akan diberi upah sesuai UMK. Ini sebagai bentuk pembinaan kemandirian yang diarahkan pada pemberian keterampilan dan kegiatan kerja produktif yang dilakukan di LP.

Jaring investor

Dalam kunjungannya ke sejumlah wilayah di Jateng akhir pekan lalu, Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham I Wayan K Dusak mengungkapkan, untuk mengembangkan LP Industri di Nusakambangan, pihaknya menggandeng Badan Perencanaan Nasional (Bappenas), Kementerian Pertanian, Kementerian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara, Perbankan, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Kamar Dagang Indonesia. "Nanti memakai skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha," ujarnya.

Ke depan, Kemenkumham juga bakal menggandeng pelaku agrobisnis dan peternakan nasional untuk berinvestasi di sektor industri peternakan sapi Nusakambangan. Wayan mengatakan, pihaknya telah menjajaki pasar dan peluang usaha pengembangan peternakan sapi di Pulau Nusakambangan kepada sejumlah pengusaha di Jakarta dan Purwokerto.

Industri peternakan sapi dibuka di LP Nirbaya yang saat ini sedang dibangun kembali dengan kapasitas 50 penghuni. Adapun 155 sapi yang diternakkan pada tahap awal adalah bantuan program tanggung jawab sosial perusahaan Bank BNI Yogyakarta.

Selain pengembangan dalam bidang peternakan, menurut Wayan, LP Nirbaya juga akan dikembangkan menjadi LP khusus pendidikan dan pembinaan keterampilan bagi napi yang akan menyelesaikan masa hukuman. Keterampilan tersebut yakni agribisnis, industri manufaktur, dan jasa. (GRE)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Januari 2017, di halaman 24 dengan judul "Dikembangkan Sentra Penggemukan Sapi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com