Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mbranjang", Alternatif Warga Demak Penuhi Kebutuhan Pangan

Kompas.com - 14/01/2017, 22:00 WIB
Ari Widodo

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com - Mahalnya harga barang kebutuhan sehari hari yang naik secara bertahap namun tak diimbangi dengan naiknya pendapatan membuat masyarakat harus memutar otak demi hidup yang layak.

Tidak setiap hari warga bisa mengonsumsi makanan bergizi, sebab penghasilan yang ada kadang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Untungnya, ada sungai buatan kecil yang membujur dari barat ke timur sejajar dengan jalan pantura jalur Demak-Semarang.

Oleh Warga Demak, sungai sodetan Kali Tuntang tersebut dinamai Sungai Pelayaran.

Nah, sungai inilah yang dimanfaatkan para kepala keluarga yang ingin menghemat pengeluaran dengan cara menyerok ikan dengan alat semacam jaring bertiang empat yang disebut "branjang".

Dengan branjang inilah warga mencari ikan nila yang banyak tersebar di perairan buatan ini.

Faisal (33) misalnya, karyawan pabrik yang sedang mbranjang di waktu senggangnya, Sabtu (14/1/2017). DIa menyatakan bahwa selain mendapatkan ikan sebagai lauk kaya nabati untuk anaknya, ia juga mendapat hiburan tersendiri.

Warga yang tinggal di RT 04 RW 02 Desa Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Demak ini mengaku sangat menikmati proses mbranjang-nya.

Apalagi, untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dirinya menggunakan "gethek" atau rakit bambu.

"Iya, Mas, serasa berselancar. Airnya tenang dan ikannya juga banyak. Lumayan buat lauk anak saya yang masih TK," kata Faisal.

Sekali mbranjang, ia bisa mendapat 12 ekor nila seukuran 3 jari. "Jika beruntung bahkan saya bisa membawa pulang 1 kg ikan segar," ucap Faisal.

Sementara itu, Suhadi (52) pencari ikan lain yang ditemui Kompas.com menyatakan bahwa selain untuk lauk sendiri juga untuk dijual.

Hasil mbranjang-nya berupa ikan nila, tawes dan wader. Suhadi mencari ikan secara rutin pagi dan sore, hasilnya minimal 1-2 kilogram ikan bisa terjaring dalam alat berukuran 2 meter persegi tersebut.

"Hari ini dapat banyak, ada satu yang kira-kira beratnya seperempat kilogram," kata Suhadi yang rumahnya persis di depan Sungai Pelayaran.

Menurut Suhadi, di Pasar Buyaran yang berjarak 400 meter dari rumahnya, ikan nila hasil tangkapannya dihargai Rp 20.000 per kilogram.

"Lumayan irit blanja," ucapnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para pencari ikan ini biasanya beraksi tiap pagi dan sore hari. Kompas.com mencoba mengoperasikan branjang dengan cara merendam alat seharga Rp 100.000 tersebut, sampai sebatas tiang penyangga.

Sekitar dua menit kemudian, branjang diangkat dan ikan-ikan kecil akan meluncur dari sela jaring yang renggang. Sementara ikan berukuran sedang akan terperangkap. Hasilnya, dalam tempo 30 menit didapatlah lima ekor ikan nila.

Kompas TV Tak Kunjung Surut, Banjir Ini Jadi Wahana Pemancingan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com