Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

49 TKI Ilegal Asal NTT Meninggal di Luar Negeri Selama 2016

Kompas.com - 13/01/2017, 13:16 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Tato Tirang mengatakan, sepanjang tahun 2016 hingga awal Januari 2017, sudah 49 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal NTT yang meninggal di luar negeri.

Menurut Tirang, data meninggalnya TKI di tahun 2016 itu mengalami peningkatan secara drastis dalam tiga tahun terakhir ini. Pada tahun 2014 terdapat 21 orang TKI yang meninggal dan pada tahun 2015 naik menjadi 28 orang.

Sedangkan, awal Januari 2017 baru tiga orang TKI yang meninggal.

Para TKI yang meninggal itu, lanjut Tirang, sebagian besar karena sakit dan juga menjadi korban pembunuhan.

"Para TKI yang meninggal itu terbanyak bekerja di Malaysia, sedangkan sisanya di Singapura maupun Hongkong,” kata Tirang.

Tirang mengatakan, para TKI dikirim pulang ke tanah kelahirannya untuk dimakamkan, namun ada sebagaian TKI yang terpaksa dimakamkan di luar negeri karena alasan tertentu.

“TKI yang paling banyak meninggal dunia berasal dari Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Sumba Barat Daya, Kabupaten Malaka, Belu dan Timor Tengah Utara (TTU) serta Ende,” ujarnya.

Tirang menyebut, dari 49 orang TKI tersebut, hanya tujuh orang yang masuk bekerja ke luar negeri melalui jalur resmi, sedangkan lainnya melalui jalur ilegal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com