Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Harganya Sangat Murah, Tomat Dibiarkan Membusuk di Pohon

Kompas.com - 13/01/2017, 08:48 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Kenaikan harga cabai beberapa pekan terakhir ternyata tidak diikuti oleh harga komoditas lainnya.

Harga tomat, misalnya, justru terjun bebas hingga Rp 1.000 - Rp 1.200 per kilogram dari petani di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Nur Waluyo, petani dari Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, mengatakan, biasanya harga tomat berkisar Rp 4.000 - Rp 5.000 per kilogram. Murahnya harga tomat disebabkan produksi tomat sedang melimpah. Sementara permintaan konsumen masih stabil.

Nur berujar, hampir setiap tahun terjadi kondisi seperti saat ini. Para petani tidak jarang membuang hasil panen tomatnya, ada juga yang sengaja tidak memanen dan membiarkannya membusuk di pohon.

"Saking murahnya petani enggan menjualnya. Ada yang cuma dikasihkan warga, enggak dipanen, bahkan dibuang gitu aja," ujar Nur, Jumat (13/1/2017).

Menurut Nur, harga tomat yang terlalu murah itu juga disebabkan kualitas tomat itu sendiri. Tomat yang ditanam dengan metode konvensional cenderung tidak berkualitas, baik dari segi ukuran maupun rasa.

"Tomat juga mengandung banyak bahan kimia (pestisida). Ada konsumen tertentu yang lebih suka tomat organik," katanya.

Maka dari itu Nur yang juga anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Srumbung itu mengajak para petani untuk mulai beralih menanam tomat, maupun komoditas lainnya, dengan metode alami dan berkesinambungan.

Tanaman milik Nur dirawat menggunakan pupuk alami, menggunakan kotoran sapi yang diracik dengan bahan alami lainnya kemudian difermentasi sendiri.

Hasil panen tomat miliknya berukuran lebih besar, warna buah ranum, dan segar.

Pemakaian pupuk alami juga dinilai ramah lingkungan dan kualitas tanah tetap terjaga baik untuk jangka panjang karena tidak meninggalkan residu.

"Karena kualitas yang baik, kita (petani) bisa menjualnya bisa lebih mahal," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengingatkan petani tomat dan petani lainnya untuk mengembangkan inovasi produk agar tidak terlalu bergantung pada fluktuasi harga di pasaran.

"Kalau produksinya melimpah, dan murah, sekarang mulai bikin metode baru untuk jualan. Tidak melulu buahnya yang dijual gitu aja, tapi bisa dibikin produk olahannya. Misalnya cabai bisa dibikin cabai kering dan lain sebagainya," kata Ganjar di Magelang, belum lama ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com