Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Gundul Jadi Penyebab Tanah Gerak dan Longsor di Ponorogo

Kompas.com - 11/01/2017, 07:38 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Salah satu penyebab utama seringnya terjadi tanah bergerak dan longsor di Kabupaten Ponorogo adalah hutan dan perbukitan gundul.

Tak hanya itu, banyaknya hutan di perbukitan yang dialihfungsikan menjadi permukiman, lahan pertanian dan perkebunan juga memicu makin banyaknya tanah gerak dan longsor di bumi reog itu.

"Hutan gundul, alih fungsi hutan dan banyaknya penebangan pohon di lereng dan perbukitan menjadi salah satu faktor utama bencana longsor dan tanah bergerak di Ponorogo,” kata Kepala Tim Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Herry Purnomo, Selasa ( 10/1/2017).

Baca juga: Tanah Bergerak di Ponorogo, PVMBG Sarankan Warga Direlokasi

Menurut Herry, dari beberapa desa di Ponorogo yang kerap terjadi longsor dan tanah bergerak, semuanya berada di daerah yang lahan hutannya gundul dan telah beralih fungsi.

"Pohon-pohon yang memiliki akar kuat dibabat habis oleh warga di beberapa desa. Kondisi inilah yang sering memicu terjadi bencana longsor dan tanah bergerak. Apalagi pohon yang memiliki akar kuat itu sangat penting untuk mencengkram tanah dan menyimpan air saat hujan mengguyur," ujar Herry.

Ia menambahkan selain hutan gundul, penyebab bencana tanah bergerak di Ponorogo karena sifat fisik tanah di desa-desa tersebut gembur dan mudah menyerap air. Dengan demikian, saat hujan dengan intensitas tinggi langsung membuat tanah tidak stabil dan turun.

Menurut Herry, kondisi tanah yang gembur dan mudah menyerap air diperparah dengan lereng yang kemiringannya sangat terjal. Hal itu menyebabkan tanah mudah tergelincir turun ke saat hujan deras mengguyur hingga menyebabkan longsor dan tanah bergerak.

Ia mengingatkan bencana alam tanah gerak dan longsor berpotensi terjadi wilayah lain selain daerah yang diteliti timnya. Pasalnya, di Ponorogo banyak perbukitan yang memiliki kondisi tanah yang sama.

Terhadap fakta itu, diharapkan pemerintah dan warga setempat segera menghijuakan hutan dengan pohon-pohon keras seperti jati, nangka dan durian. Akar pohon keras dapat mengikat tanah yang gembur sehingga meminimalisasi tanah longsor dan tanah gerak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com