Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa di Purwakarta Tanam dan Panen Cabai Rawit Serentak

Kompas.com - 10/01/2017, 11:53 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Siswa SD dan SMP se-Purwakarta hari ini, Selasa (10/1/2017) menanam pohon cabai rawit secara serentak. Penanaman dilakukan di rumah dan sekolah.

Untuk kelas 1 SD, anak menanam dua bibit. Satu di sekolah, satu di rumah. Begitupun anak kelas 2 SD, anak menanam 2 pohon di rumah dan 2 pohon di sekolah.

Seperti di SDN Ciwangi 1 Purwakarta. Sebanyak 740 siswa SD sudah bersiap dengan bibit cabai rawit yang akan ditanamnya sejak pukul 07.00 WIB. Sekitar pukul 08.00 WIB, mereka mulai menanam diarahkan langsung oleh guru dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

"Baru tahu cara nanam cabai sekarang. Ternyata saat mengubur akarnya, kita tidak boleh menekan tanahnya. Yang penting tertutup dan pohon bisa berdiri tegak," ujar Maya, salah satu siswa.

Maya mengaku senang menanam cabai. Walaupun ia harus kotor-kotoran dengan tanah, tetapi ia dan temannya sangat menikmatinya.

Selain menanam cabai, siswa tersebut melakukan panen cabai. Di atas lahan 50 meter tersebut terdapat pohon cabai rawit yang sudah ditanam kurang dari setahun. Pohon tersebut kini berbuah lebat dan siap panen.

Baca juga: Harga Cabai Tinggi, Pemerintah Diminta Benahi Perencanaan Tanam Panen

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, orang Indonesia sudah kehilangan kebiasaan menanam. Saat ini, orang sibuk dengan gawai. Padahal orang dulu, ingin cabai tinggal petik, ingin buah dan sayur apa pun tinggal ambil di pekarangan.

Karenanya, siswa di Purwakarta diwajibkan untuk menanam tanaman. Dengan cara ini, setidaknya keluarga siswa tidak akan bingung ketika harga cabai atau sayuran lain langka dan harganya melonjak.

"Kalau ada 150.000 siswa di Purwakarta dan tiap siswa menanam lima pohon, maka akan ada 750.000 pohon di Purwakarta. Nah, kalau satu pohon ini menghasilkan satu ons cabai, maka akan ada 750.000 ons cabai di Purwakarta," terangnya.

Jumlah itu akan mencukupi kebutuhan cabai di Purwakarta, sehingga ke depan tidak akan ada yang namanya harga cabai naik tidak terkendali. Selain itu, penanaman pohon ini bagian dari pendidikan berkarakter yang sudah dicanangkan sejak lama. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan vokasional.

"Ini pelajaran biologi lho. Pendidikan itu jangan hanya berkutat di akademik, tapi bagaimana mengaplikasikannya. Menanam cabai itu aplikasi," imbuhnya.

Dedi menyatakan, Purwakarta memiliki 500 sekolah dengan areal kosong 250 hektar tanah. Tanah tersebut harus jadi pusat produksi para siswa, baik tanaman produktif seperti cabai, maupun tanaman estetika seperti tanaman hias.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com