Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Hamil, Tukang Ojek Purwati Tetap Antar Penumpang ke Obyek Wisata

Kompas.com - 10/01/2017, 11:15 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Seperti perempuan pada umumnya, tidak ada yang berbeda dengan penampilan Purwati (38), warga Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Namun, sehari-hari, perempuan berambut panjang tersebut memilih profesi sebagai tukang ojek di tempat wisata Pantai Teluk Ijo, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.

Purwati terlihat tidak canggung saat harus membonceng dua orang dewasa sekaligus dengan motor Suzuki Thunder melalui jalan yang terjal dan berbatu sejauh 1 kilometer menuju lokasi wisata Pantai Teluk Ijo, walaupun saat ini tengah hamil 3 bulan.

"Saya sudah 3 tahun berprofesi sebagai tukang ojek. Jadi, enggak usah khawatir. Walaupun hamil, masih sehat kok. Pelan-pelan yang penting selamat," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (10/1/2017), sambil tersenyum.

Dia mengaku, profesi sebagai tukang ojek tersebut dia jalani untuk menambah penghasilan sehari-hari bagi keluarganya. Suaminya, Tokasan, berprofesi sebagai nelayan dan juga ojek perahu untuk mengantar wisatawan ke Pantai Teluk Ijo.

(Baca juga: Baru 5 Menit Jalan dari Bandara, Mobil Jokowi Berhenti Mendadak)

Namun, saat ombak besar, ojek perahu tidak bisa berangkat. Alternatif satu-satunya untuk menuju tepat wisata yang memiliki pemandangan pantai cantik tersebut hanyalah menggunakan jasa ojek motor.

"Mobil yang akan ke Teluk Ijo harus parkir di Rajekwesi. Pengunjung bisa naik perahu langsung ke pantainya atau naik ojek ke atas terus jalan kaki turun ke bawah. Akan tetapi, kalau cuaca sedang enggak baik seperti ini ya enggak bisa lewat laut, harus naik ojek," ujar perempuan yang sedang mengandung anak keempat tersebut.

Dalam satu hari, Purwati minimal 10 kali pergi pulang dari tempat mangkalnya di Desa Rajekwesi menuju Teluk Ijo dengan bayaran Rp 10.000 per orang. Jika musim liburan, Purwati bisa mendapatkan uang Rp 150.000 sampai 200.000 per hari.

"Lumayan bisa tambah uang untuk kebutuhan di rumah. Saya milih ngojek karena saya enggak biasa diam saja di rumah," ujarnya.

Dia mengaku tidak pernah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan selama bekerja sebagai tukang ojek, baik dari rekan sekerja maupun dari penumpang. Bahkan, tidak jarang dia mendapatkan uang lebih dari penumpang.

"Kalau ada penumpang laki-laki kadang bilang mau digantikan, tetapi saya menolak soalnya mereka kan tidak tahu medannya. Malah bisa jatuh, soalnya jalannya kan berbatu, terjal juga," ujarnya.

Saat mengantar tamu ke lokasi Pantai Teluk Ijo, selanjutnya dia juga akan membawa penumpang yang akan pulang. Karena itu, jarang sekali dia turun tanpa penumpang.

"Disyukuri rezekinya, yang penting halal," ucapnya.

Rutinitas tersebut akan terus dilakukan oleh Purwati. Namun, dia berkata akan berhenti ngojek jika kehamilannya sudah semakin besar.

"Kerja ngojek ini kan nggak dipaksa. Cuma ngisi waktu luang, mumpung masih bisa kerja. Kalau sudah besar dan suami ngelarang, ya berhenti. Fokus sama lahiran saja nanti," pungkas Purwati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com