Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai Naik, Pengusaha Sambel Pecel "Nombok"

Kompas.com - 08/01/2017, 12:08 WIB

BLITAR, KOMPAS.com - Kenaikan harga cabai yang terjadi selama beberapa hari terakhir menyebabkan pelaku usaha makanan mengalami kerugian. Salah satunya pengusaha sambel pecel di Blitar, Jawa Timur.

Supriyati, seorang produsen sambel pecel asal Desa Gleduk, Kecamatan Sanan Kulon, Kabupaten Blitar, mengatakan, akibat harga cabai yang mencapai Rp 100.000 per kilogram, ia terpaksa memangkas konsumsi cabai.

"Biasanya butuh 11 kilogram, tapi karena harga cabai mahal saya kurangi dua kilogram," kata Supriyati seperti dikutip Antara, Minggu (8/1/2017).

Tidak hanya itu, ia pun harus mengeluarkan biaya ekstra akibat harga cabai yang melejit tersebut Ini dilakukan karena cabai merupakan salah satu bahan utama dalam pembuatan sambel pecel.

Selain sambel pecel, bahan lain yang digunakan adalah kacang, daun jeruk purut, bawang puting, gula, dan bahan lain. Ketika harga cabai naik, maka produsen sambel pecel akan merasakan dampaknya.

Dalam sekali produksi, ia bisa mengeluarkan tambahan biaya hingga Rp 500.000, salah satunya karena tingginya harga cabai dan tidak berimbang dengan harga sambel pecel.

Supriyati mengaku tidak berani mengurangi takaran bumbu sebab khawatir para pelanggannya akan berkurang. Walaupun harga mahal, ia hanya bisa berharap usahanya tetap berjalan baik.

"Saya hanya mempertahankan konsumen agar tidak lari. Jika tidak dilayani, langganan akan lari," katanya.

Supriyati menjual sambel pecel dengan harga Rp 35.000 per kilogram. Pelanggannya tidak hanya dari sekitar Blitar, tetapi juga mencapai sejumlah kota di Jatim.

Dalam menjalankan usahanya, Supriyati dibantu sejumlah tetangganya. Mereka membantu memilih bumbu, mengangin-anginkannya agar kandungan air berkurang, membantu menggiling sambel pecel, serta mengemasnya.

Supriyati berharap harga cabai bisa secepatnya stabil sehingga pengusaha kecil seperti dirinya tidak menderita kerugian terlalu besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber ANTARA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com