Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alami Kelumpuhan Otak, Sofi Tak Bisa Bicara Selama 16 Tahun

Kompas.com - 07/01/2017, 13:02 WIB
Hamzah Arfah

Penulis

GRESIK, KOMPAS.com – Tanpa diduga, Safima Raudhatul Khasanah, yang semula kelihatan normal saat dilahirkan ternyata mengidap kelumpuhan otak besar atau yang biasa dikenal orang dengan sebutan cerebral palsy.

Gangguan tersebut membuat Sofi, sapaan akrab Safima Raudhatul Khasanah, yang kini berusia 16 tahun, harus menjalani hidup dengan beberapa gangguan motoriknya. Tidak hanya lemah dalam indera pendengaran, warga Gang III Jalan Kapten Dulasim, Gresik, Jawa Timur, ini juga tidak dapat berbicara layaknya orang pada umumnya.

“Saat mengandung maupun kelahirannya, semua berjalan normal. Hanya saja saat tiga hari setelah kelahiran, Sofi terjangkit penyakit kuning (icterus/jaundice) yang terus menyebar,” tutur sang ibu, Sri Agustina Imawati (38), Sabtu (7/1/2017).

Penyakit kuning adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya perubahan pada warna kulit, sclera (bagian putih pada mata), dan juga kelenjar ludah yang disebabkan oleh meningkatnya bilirubin pada tubuh manusia.

“Karena saat itu tingkat bilirubinnya cukup tinggi sekitar 18 sampai 20, maka kami putuskan untuk mengikuti saran dokter untuk dilakukan penyinaran selama 2x24 jam. Tapi Sofi malah divonis terkena bagian otak besarnya dan juga sensor motorik,” jelasnya.

Sejak saat itu, hingga kini, Sofi yang merupakan anak sulung dari tiga bersaudara pasangan Sri dan Saiful Musoli (49) mengalami gangguan pertumbuhan.

Sofi baru bisa duduk pada usia 1,5 tahun. Sedangkan kemampuan itu biasa didapat anak balita normal pada usia tujuh bulan. Sedangkan untuk berjalan baru bisa dilakukan oleh Sofi pada usia empat tahun.

“Berbagai cara sudah kami tempuh untuk mendapat kesembuhan buat Sofi. Tapi memang sampai saat ini belum ada yang berhasil menyembuhkan Sofi secara total,” beber Sri.

Kendati demikian, Sri tetap bersyukur karena Sofi yang semula emosionalnya sempat labil kini sudah relatif stabil. Dia mulai bisa sedikit demi sedikit memahami kemauannya, meski hanya sebatas bahasa isyarat.

Karena kondisinya sudah stabil, Sofi akhirnya disekolahkan ke salah satu sekolah luar biasa (SLB) yang ada di Gresik sejak usianya 10 tahun.

Selain itu, dia juga mendapat terapi gangguan pendengaran dan wicara di Rumah Sakit Petrokimia Gresik seminggu dua kali.

“Kini Sofi sudah kelas enam di SLB Kemala Bhayangkara. Meski masih belum bisa menerima keadaan Sofi, namun kami bersyukur dua adiknya yang lain semuanya tumbuh normal,” pungkasnya.

Dua saudara Sofi yang tumbuh normal adalah Muhammad Raihan Nuruddin (12) dan Ahmad Mirza Hafizudin (2).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com