Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tabrakan Kapal Tanker Sebabkan 300 Ton Minyak Tumpah, Kepri Waspada

Kompas.com - 06/01/2017, 18:55 WIB

BATAM, KOMPAS — Sedikitnya 300 ton minyak tumpah setelah dua tanker bertabrakan di perbatasan Singapura-Malaysia, Selasa (3/1/2017) malam. Insiden itu membuat Kepulauan Riau waspada karena khawatir tumpahan minyak terbawa arus ke provinsi perbatasan tersebut.

Otoritas Maritim dan Pelabuhan (MPA) Singapura dalam siaran pers, Rabu (4/1/2017), menyatakan, insiden itu terjadi menjelang tengah malam. Motor Tanker (MT) Wan Hai 301 bertabrakan dengan MT APL Denver.

Kapal-kapal berbendera Singapura dan Gibraltar itu bertabrakan di antara kawasan Changi di Singapura dan Pasir Gudang di Malaysia. Lambung MT APL Denver dilaporkan robek dan menumpahkan ratusan ton minyak.

Dalam pernyataan MPA disebut otoritas Malaysia sudah mengerahkan pengendali polusi. Selain kapal pengendali polusi milik Malaysia, dikerahkan pula kapal dengan fungsi serupa milik Singapura. Hingga Rabu sore, Singapura menyiapkan delapan kapal sejenis untuk berjaga apabila tumpahan minyak meluas.

Hal itu antara lain karena ditemukan sisa tumpahan minyak di sebagian pesisir Singapura. MPA memastikan akan ada investigasi atas insiden itu.

Secara terpisah, Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Bintan Raja Akib menuturkan, insiden itu mencemaskan warga Bintan. Meski Singapura dan Malaysia menyatakan polusi sudah dikendalikan, Bintan khawatir ada limbah hanyut ke pesisir kabupaten di perbatasan Indonesia-Singapura itu.

Kerap dicemari

Pesisir utara dan timur salah satu kabupaten di Kepulauan Riau kerap dicemari limbah minyak setiap Oktober hingga Maret. Limbah berupa gumpalan minyak dan berwarna hitam menutupi pesisir utara dan timur Bintan. Limbah minyak dibuang di perairan internasional dan dibawa arus ke Bintan.

Akib menuturkan, limbah itu menutupi pantai dan alat-alat tangkap nelayan. Akibatnya, sektor pariwisata dan kelautan yang menjadi penggerak ekonomi pesisir Bintan tidak optimal. ”Kami tak punya kemampuan menyelesaikannya,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah aktif mencegah pembuangan limbah di perairan internasional. Pemerintah Kabupaten Bintan juga membutuhkan bantuan membersihkan pantai dan alat tangkap milik nelayan.

Penyelesaian masalah itu membutuhkan kerja sama antarnegara. Sebab, kejadian berlangsung di perairan lintas negara. ”Bukan kewenangan kabupaten untuk soal hubungan internasional,” kata Akib.

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MR Karliansyah mengatakan, pihaknya masih terus memantau perkembangan dampak pencemaran tumpahan oli akibat kecelakaan kapal di Johor. Namun, hingga semalam, laporan belum menunjukkan tumpahan minyak mencapai ke perairan Indonesia.

Belum ditemukan

Kepala Kantor SAR Kelas A Biak Iwan Rosyi, di Biak, mengatakan, tim SAR belum menemukan 10 penumpang Kapal Layar Motor Hidayah yang hilang dalam perjalanan dari Biak Numfor menuju ke Mamberamo Raya, 27 Desember 2016. Pencarian penumpang kapal masih difokuskan di wilayah selatan perairan Biak selama tiga hari ke depan.

Iwan mengatakan, kapal yang sudah hilang kontak selama lima hari ini mengangkut barang kebutuhan pokok berupa beras, minuman kemasan, dan material bangunan.

Kapal hilang juga terjadi di Sulawesi Utara. Kepala Dinas Penerangan Pangkalan Utama TNI AL VII Bitung Mayor Dedy Irawan Eko Cahyono, di Manado, Rabu, mengatakan, upaya pencarian empat prajurit TNI AL awak KRI Layang-635 yang dilaporkan hilang di Laut Talaud, Sulawesi Utara, terus dilakukan. Pencarian juga dilakukan oleh Pemerintah Filipina atas hilangnya kapal ikan Nurhana milik warga Filipina. (RAZ/ICH/FLO/ZAL)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Januari 2017, di halaman 15 dengan judul "Kapal Tanker Tabrakan".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com