Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klaten dalam Pusaran Dinasti Politik

Kompas.com - 06/01/2017, 13:19 WIB

Tim Redaksi

KOMPAS - Operasi tangkap tangan terhadap Bupati Klaten Sri Hartini karena kasus dugaan suap mutasi jabatan pada akhir Desember lalu oleh Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi kado pergantian tahun yang menyesakkan bagi warga Klaten, Jawa Tengah. Lagi-lagi, praktik dinasti politik di daerah memberi pelajaran buruk.

Setelah ditelepon Ibu Gubernur (Jawa Tengah) Bu Ganjar (Atiqoh Ganjar Pranowo), saya shock, gemetar, takut campur bawur (campur aduk) di pesawat. Saya kaget, kok seperti ini," ujar Wakil Bupati Klaten Sri Mulyani di Klaten, Selasa (3/1/2017).

Saat mendengar kabar penangkapan itu, Mulyani sedang berada di pesawat di Bandara Soekarno-Hatta, Banten. Ia hendak pulang ke Klaten. Sesaat setelah Hartini ditangkap KPK, Mulyani mendapat sejumlah pesan pendek dan telepon dari nomor-nomor tak dikenal yang mengabarkan itu. Dia tidak langsung percaya dan menganggapnya berita bohong (hoax). Ia menjadi percaya setelah istri Gubernur Ganjar Pranowo menelepon untuk menanyakan dan meminta konfirmasi penangkapan Hartini.

Mulyani saat itu bersiap pulang ke Klaten karena pada Jumat (30/12/2016) malam akan ada pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan 803 pejabat eselon II-V di lingkungan kerja Pemerintah Kabupaten Klaten. Ia mengaku diingatkan suaminya, Sunarna, Bupati Klaten periode 2005-2015, soal pelantikan itu.

Terkait nama-nama calon pejabat organisasi perangkat daerah Klaten yang hendak dilantik malam itu, Mulyani mengatakan tidak tahu. Ia merasa tidak dilibatkan oleh Hartini. Karena Hartini ditangkap KPK, pelantikan itu ditunda hingga batas waktu yang belum ditentukan.

KPK menangkap Hartini pada Jumat siang, beberapa jam sebelum rencana pelantikan tersebut. Hartini ditetapkan sebagai tersangka bersama Suramlan, Kepala Seksi SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten.

Saat penangkapan, KPK menyita uang Rp 2 miliar di rumah dinas bupati. Minggu (1/1), tim KPK kembali menggeledah rumah dinas bupati. Di lemari di kamar yang diduga kamar anak Hartini ditemukan uang Rp 3,2 miliar. Tim KPK juga menemukan uang Rp 200 juta di lemari di kamar Hartini.

Dua keluarga

Hartini dan Mulyani terpilih dalam pemilihan kepala daerah pada 9 Desember 2015. Kedua orang yang dijuluki "Duo Srikandi" lantaran sama-sama memiliki nama "Sri" itu dilantik sebagai bupati dan wakil bupati pada 17 Februari 2016.

Hartini adalah istri almarhum Haryanto Wibowo, Bupati Klaten periode 2000-2005. Sebelum menjabat bupati, Hartini menjabat wakil bupati (2010-2015) mendampingi Sunarna, suami Mulyani. Pada Pilkada 2015, Sunarna tidak bisa maju lagi karena sudah menjabat selama dua periode.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com