Tolak Kepala Sekolah, Guru SMPN 1 Bireuen Mogok Mengajar

BIREUEN, KOMPAS.com – Guru-guru berstatus pegawai negeri sipil (PNS) SMP Negeri 1 Bireuen, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu (4/1/2017), melakukan mogok mengajar.

Akibat aksi mogok tersebut, proses belajar mengajar di sekolah itu terganggu. Siswa banyak berada di luar kelas, hanya beberapa kelas saja yang diisi oleh beberapa guru honor.

Sementara puluhan guru yang melakukan aksi mogok memilih berada di parkiran sepeda motor dan sepeda.

Berdasarkan informasi dihimpun Kompas.com, para guru tersebut merasa kurang cocok dengan kepemimpinan kepala sekolah yang baru beberapa bulan menjabat di salah satu sekolah ternama di Aceh tersebut.

Alasan para guru dituangkan mereka dalam sepucuk surat yang berjudul Hasil Musyawarah Dewan Guru SMPN 1 Bireuen.

Dalam surat tersebut, di antaranya tertulis bahwa kepala sekolah sering melakukan musyawarah tertutup dengan guru baru yang sengaja didatangkan oleh kepala sekolah.  Kemudian selama enam bulan terakhir kepala sekolah belum pernah melakukan rapat dengan dewan guru terkait penggunaan dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Selain itu, menurut para guru dalam surat tersebut, selama kepala sekola baru bertugas di sekolah itu, telah terjadi kesenjangan sosial antara guru baru dengan guru-guru lama. Mereka merasa ada perbedaan perlakuan dari kepala sekolah.

Para guru juga menolak kepemimpinan kepala sekolah serta dua guru baru yang dinilai kurang bersahabat dan kurang menghargai guru-guru lama di sana.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Bireuen, Jufri, kepada wartawan mengaku dirinya tidak seperti apa yang ditulis oleh guru-gurunya dalam surat itu. Menurut dia,  saat ini dirinya sedang berkonsentrasi untuk merancang program-program baru yang lebih baik di sekolah tersebut.

“Kalau dinilai tidak musyawarah itu tidak mungkin karena saya berkoordinasi untuk menertibkan dan memperbaiki administrasi keuangan di SMPN 1 Bireuen,” katanya.

Jufri juga menyebut, selama ini di SMPN 1 Bireuen masih ada pungutan liar oleh oknum guru kepada siswa. Untuk itu ia berupaya menertibkan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar siswa.