Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelola Gunung Pangrango Bangun Kereta Gantung Terpanjang di Dunia

Kompas.com - 28/12/2016, 21:24 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Rencana pembangunan sky line (kereta gantung) di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) tampaknya akan segera terwujud, setelah selesai melewati proses pengkajian baru-baru ini.

Bila pembangunan tersebut dapat terwujud, maka wisatawan dapat melihat pemandangan puncak Gunung Gede dan Gunung Pangrango dari ketinggian.

Rute perjalanan sky line itu nantinya akan menghubungkan kawasan Bodogol di Desa Watesjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, dengan Cibodas, Cianjur.

Panjang rutenya membentang sejauh 30 kilometer yang membelah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam waktu tempuh sekitar satu jam.

Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Suyatno Sukandar mengklaim, rencana pembangunan sky line tersebut merupakan salah satu kereta gantung terpanjang di dunia, sebab di bangun di atas hutan kawasan taman nasional.

"Paling panjang saat ini (sky line) hanya 15 kilometer. Saya pernah naik sky line di Australia, durasinya hanya 10 menit. Tapi rencana yang akan kita bangun panjangnya 30 kilometer. Ini yang terpanjang di dunia," ucap Suyatno, Rabu (28/12/2016).

Suyatno menambahkan, pelaksanaan kajian kelayakan atau feasibility study (FS) pembangunan kereta gantung telah dilakukan sejak tahun 2003, mulai dari Lembah Suryakencana (Gunung Gede) hingga Cibodas, dilanjutkan hingga ke kawasan Bodogol, Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dalam kajian itu, kata Suyatno, pihaknya sudah mengkaji kondisi kontur tanah, sumber mata air, bahkan ketinggian pohon yang ada di kawasan taman nasional.

"Tahapan proses pengkajian proyek sangat perlu, dan itu sudah kita lakukan. Sampai ketinggian pohon pun kita ukur. Semuanya sudah bisa dilakukan serta aman jika proyek ini dibangun," ungkapnya.

Lanjut dia, rencana pembangunan kereta gantung di kawasan TNGGP itu bertujuan agar masyarakat dapat menikmati keanekaragaman hayati dan cagar alam yang ada di sana. Itu juga dimaksudkan untuk mencegah dan tidak merusak ekosistem.

"Proses pengkajian sudah selesai baru-baru ini, hanya tinggal menggandeng investor yang mau ikut bergabung menanamkan modalnya untuk pembangunan sky line terpanjang ini," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com