Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Darurat Bencana di Bima, Hujan dan Daratan seperti Topi Terbalik

Kompas.com - 23/12/2016, 15:01 WIB

MATARAM, KOMPAS — Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi menetapkan darurat bencana di Kota Bima dan Kabupaten Bima sejak Kamis hingga Sabtu (22-24/12) setelah terjadi banjir bandang di dua wilayah itu. Fokus penanganan terutama menghapus trauma masyarakat.

"Masalah paling penting saat ini fokus pada penanganan kemanusiaan. Soal kerugian harta benda nanti bisa kita recovery," ujar Gubernur Majdi seusai mendapat penjelasan dari Wali Kota Bima Qurais Abidin sehubungan dengan banjir bandang yang melanda Kota Bima dan Kabupaten Bima, Rabu (21/12/2016).

Gubernur menginstruksikan instansi terkait di Pemerintah Provinsi NTB serta Kota Bima dan Kabupaten Bima agar memprioritaskan keselamatan jiwa warga. Pengiriman obat-obatan segera dilakukan ke rumah sakit dan puskemas. Dua tempat itu yang paling banyak dikunjungi masyarakat.

Menurut Qurais Abidin, banjir bandang pada hari Rabu merupakan banjir terbesar yang pernah melanda kotanya. Kondisi itu terindikasi dari masuknya air sampai lingkungan bekas Istana Kesultanan Bima, yang sebelumnya tak pernah terjadi. Dari 11 kelurahan di kota itu, 90 persen tergenang air setinggi 1 meter hingga 2 meter.

Qurais mengatakan, listrik yang padam dinyalakan pada Kamis pukul 16.00 Wita. Namun, di beberapa lokasi listrik masih dipadamkan demi keamanan.

Banjir terjadi akibat luapan air dari hulu. Daratan Kota Bima yang seperti topi terbalik dengan dikelilingi perbukitan dan kawasan hutan membuat air bah melanda kota itu.

Intensitas hujan yang tinggi menjadikan debit air melebihi kapasitas saluran irigasi dan drainase. Curah hujan pukul 03.00-13.00 pada Rabu mencapai 200 milimeter per hari, lebih tinggi dari biasanya 50 milimeter per hari. Akibatnya, kota yang meliputi 11 kelurahan itu 90 persen terdampak banjir.

Pada Kamis, di beberapa lokasi terjadi genangan air akibat saluran yang mampat. Jalan dan gang perkampungan warga berlumpur, aktivitas perkantoran pemerintah dan swasta lumpuh, sekolah-sekolah pun diliburkan. Warga yang mengungsi di rumah keluarga dan sejumlah masjid pulang membersihkan rumah dari lumpur dan sampah yang terbawa banjir.

Bedugul

Rabu malam, banjir bandang juga melanda kawasan Danau Beratan, Bedugul, Kabupaten Tabanan, dan Desa Pancasari, Kabupaten Buleleng, Bali. Bencana alam itu membuat jalan tertutup tanah dan merusak obyek wisata Kebun Raya Eka Raya dan Pura Ulun Danu, Bedugul. Air bercampur lumpur, longsoran tanah, batang pohon, serta plastik merusak sebagian kawasan kebun raya dan taman pura.

Akibatnya, manajemen Kebun Raya Eka Raya Bedugul menutup sementara dari kunjungan wisatawan mulai Kamis. Warung sekitarnya pun tutup. Sementara kawasan wisata Pura Ulun Danu Danau Beratan tetap dibuka meskipun masih menyisakan lumpur di kawasan itu.

Manajer Daerah Taman Wisata Ulun Danu Danau Beratan Wayan Mustika menyatakan, pihaknya memaksimalkan pembersihan kawasan sekitar pura. Banjir bandang ini, katanya, merupakan yang ketiga kali sejak 2016. Kali ini, banjir terbesar dan terparah. (rul/ays)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Desember 2016, di halaman 15 dengan judul "Darurat Bencana di Bima".


(Baca juga: "Ini Banjir Terparah di Kota Bima")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com