Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Terduga Teroris Tangsel Tak Sangka Anaknya Terlibat Terorisme

Kompas.com - 21/12/2016, 21:17 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Orangtua Hlm (27), salah satu terduga teroris yang tewas dalam penggerebekan di Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, merasa kaget mendengar anaknya terlibat sel kelompok teroris.

Nan (65), ayah Hlm, tidak menyangka bahwa putranya akan meninggal dunia di tangan polisi.

Ia kaget saat mengetahui keberadaan putranya di Tangerang Selatan karena sebelumnya anaknya itu pamit akan bekerja ke Bogor.

"Saya kaget dan istri saya shock berat. Saya tak menyangka putra saya terlibat seperti ini," kata Nan saat ditemui wartawan di rumahnya, Kampung Gunung Kondang, Kelurahan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (21/12/2016).

Menurut Nan, selama ini putranya bekerja sebagai pengantar galon air mineral isi ulang Al-Masoem di lingkungan sekitar Tasikmalaya. Nan berangkat dari rumah tersebut sejak dua pekan lalu. 

"Saya tak tahu kok tiba-tiba anak saya sudah ada di Tangerang dan ditembak polisi," kata dia.

Nan semula tidak percaya ketika melihat berita di televisi yang menyebutkan bahwa salah satu dari tiga terduga teroris yang ditembak itu adalah anaknya.

Pada siang hari, ia mendapatkan kabar melalui telepon bahwa anaknya meninggal dalam penggerebekan tersebut. Telepon itu berasal dari kepolisian.

"Setelah mendapatkan telepon, kami langsung shock," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan, kontak senjata dilakukan saat Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek rumah yang dihuni sel kelompok teroris.

"Setelah aman, kontrakan dimasuki. Ada tiga orang tergeletak, diperiksa, dan tidak bernapas," ujar Rikwanto di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (21/12/2016).

Tiga orang yang tewas itu berinisial Omn, Hlm, dan Iwn. Penggerebekan itu berawal dari penangkapan seorang pria bernama Adm.

Densus 88 mendatangi rumah kontrakan di Tangsel itu sesuai petunjuk Adm. Namun, rekan-rekan Adm enggan menyerahkan diri.

Polisi akhirnya melepaskan tembakan karena ada perlawanan dari orang-orang di dalam rumah tersebut.

"Salah satunya lempar bom. Alhamdulillah bom tidak meledak dan langsung dilakukan tindakan tegas melumpuhkan," kata Rikwanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com