BANYUWANGI, KOMPAS.com - Untuk mengenalkan Kabupaten Banyuwangi, Paguyuban Sengker Kuwung Blambangan telah menerbitkan 15 buku secara mandiri sejak tahun 2013 hingga 2016.
Buku yang bergenre sastra, fiksi, non fiksi dan buku pelajaran bahasa daerah Banyuwangi di terbitkan secara mandiri dan ditulis oleh penulis-penulis asal Banyuwangi Antariksawan Yusuf, Ketua Sengker Kuwung Blambangan, mengatakan, sebagian besar buku yang diterbitkan menggunakan bahasa Using yaitu bahasa daerah Banyuwangi.
Dia mencontohkan, novel Niti Negari Bala Abangan dan Agul-Agul Blambangan yang menggunakan dwi bahasa.
"Satu novel ada dua bahasa. Jadi satu sisi sampul menggunakan bahasa Indonesia, satu sisi sampul lainnya menggunakan bahasa Using. Jadi mereka yang tidak memahami bahasa Using tetap bisa membaca novel tersebut," ujar Antariksawan, Senin (19/12/2016).
Menurut dia, ada novel yang memang di tulis dalam bahasa daerah kemudian diartikan ke bahasa Indonesia, ada juga novel yang naskah aslinya menggunakan bahasa Indonesia kemudian dialihbahasakan ke bahasa daerah.
"Kami merangkul penulis-penulis Banyuwangi untuk menulis tentang daerahnya sendiri tentunya dengan sudut pandangnya sebagai orang Banyuwangi, bukan sudut pandang orang lain sehingga nilai kedaerahannya terasa kental," ujarnya.
Bukan hanya sekedar menerbitkan karya penulis Banyuwangi, Sengker Kuwung Blambangan juga mengajak penulis-penulis muda Banyuwangi yang masih duduk di bangku sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan mahasiswa untuk menulis cerpen dalam bahasa daerah.
Hasil tulisan mereka kemudian dikumpulkan dalam buku kumpulan cerpen Kembang Ronce yang terbit secara rutin sejak tahun 2013.
"Untuk buku kumpulan cerpen berbahasa daerah sudah ada 4 buku. Ada juga buku pelajaran bahasa daerah yang bisa digunakan oleh pelajar Banyuwangi," tuturnya.
Lelaki yang menggunakan kacamata tersebut mengatakan dengan melalui buku, mereka bisa mengenalkan Kabupaten Banyuwangi ke daerah lain.
"Kami berharap ke depannya agar terus bermunculan penulis muda yang kami terbitkan hasil karyanya," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.