Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita "Orang-orang Gila" Pelestari Pesisir Pantai Pasir Putih Malikan

Kompas.com - 14/12/2016, 14:44 WIB
Achmad Faizal

Penulis

JEMBER, KOMPAS.com - Beberapa balok beton dipindah dari mobil ke perahu oleh sejumlah nelayan Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma) di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, akhir pekan lalu. 

Balok itu akan ditenggelamkan ke dasar laut sebagai pemberatan terumbu karang yang sedang ditransplantasi. Bersama dengan balok beton, juga diangkut beberapa jangkar dan pelampung.

"Ini baru diberi pemerintah provinsi setelah sejak tiga tahun lalu kami usulkan. Sebelumnya tidak pernah ada bantuan," kata Ali Muksin, nelayan setempat.

Sejak tiga tahun lalu, Ali Muksin dan sembilan rekannya sesama nelayan yang tergabung dalam Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) Cemara Laut, aktif melaksanakan pengawasan pesisir.

Aktivitas pengawasan dilakukannya di sela pekerjaannya sebagai nelayan di pesisir pantai Papuma. Mereka berkomitmen melaksanakan pelestarian kawasan pesisir meski kerap bersinggungan dengan kawannya sendiri sesama nelayan.

"Kami  sudah terbiasa diancam, tapi kami yakin, apa yang kami lakukan untuk kebaikan bersama," ucapnya.

Transplantasi terumbu karang adalah salah satu aktivitas pelestarian yang kini dilakukan. Terumbu karang di sekitar pantai Papuma disebut banyak yang rusak akibat aktivitas nelayan pencari ikan yang menggunakan bom.

Ada enam titik lokasi terumbu karang yang ditransplantasi. Keenam titik itu berada di 6 hektar wilayah pesisir pantai Papuma.

Balok beton, jangkar dan pelampung itu dipasang untuk mengamankan lokasi dan penanda, agar nelayan tidak membuang jangkar sembarangan saat menyadarkan kapalnya.

"Sebagian nelayan mulai sadar, jika terumbu karang dilestarikan, ikan akan kembali banyak ditangka," katanya.

Transplantasi terumbu karang dilakukan oleh Ali Muksin dan kawan-kawannya secara swadaya. Mereka menggelar patungan rutin seikhlasnya, minimal Rp 10.000 setiap pekan.

Pihak luar yang ingin berkontribusi melakukan transplantasi diperbolehkan, Ali Muksin dan kawan-kawannya siap mengantar kapanpun. Sayangnya, dia tidak menjanjikan fasilitas kapal untuk menuju lokasi terumbu karang, karena belum punya.

"Sudah berkali-kali saya ajukan kapal operasional, namun belum direspon sampai sekarang," kata Ali Muksin.

Baginya, perahu sangat bermanfaat, selain sebagai sarana untuk patroli, saat liburan juga bisa disewakan untuk perahu wisata, yang hasilnya bisa untuk membiayai aktifitas pengawasan.

Aktivitas melestarikan lingkungan diakuinya memang kerap berseberangan dengan kepentingan nelayan yang berorientasi mengeksplorasi hasil laut sebanyak-banyaknya untuk kepentingan ekonomi. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com