Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasutri Asal Malang Ini Akan Bersepeda Keliling Dunia Sampaikan Pesan Perdamaian

Kompas.com - 07/12/2016, 06:05 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Hakam Mabruri (34), warga Desa Gading RT 17 RW 4 Bululawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. memiliki cara khusus untuk menyampaikan pesan perdamaian ke seluruh dunia.

Bersama istrinya, Rofingatul Islamiah (34), Hakam berencana berkunjung ke tempat-tempat suci dan bersejarah yang menjadi simbol berbagai agama.

Yang unik, mereka berdua akan keliling dunia dengan menggunakan sepeda tandem.

Misi perdamaian oleh suami-istri itu diberi nama "Holly Journey 2016-2017 Faith in Peace". Petualangan untuk perdamaian antarumat beragama itu akan dimulai pada Kamis (15/12/2016).

Perjalanan mereka dimulai dari Pendopo Kabupaten Malang dan akan menempuh jarak sepanjang 17.000 kilometer hingga berakhir di Mesir.

"Saya sadar saya bukan siapa-siapa. Tapi saya juga sadar apa yang harus saya perbuat," kata Hakam saat ditemui di rumahnya, Selasa (6/12/2016).

Pria kelahiran 12 Juni 1982 itu menjelaskan, ide awal untuk menyampaikan pesan damai melalui sepeda tandem itu bermula dari kondisi umat beragama saat ini.

Menurut dia, ada berbagai pihak yang menjadikan agama sebagai alat untuk menyulut permusuhan.

Oleh karenanya, ia bertekad mengunjungi seluruh tempat suci dan bersejarah seluruh agama untuk menyampaikan pesan bahwa semua umat beragama bisa bergandengan dan menjaga perdamaian.

Lulusan Madrasah Aliyah Negeri Gondang Legi itu menyampaikan, petualangan suci menggunakan sepeda tandem itu akan dimulai dengan berkunjung ke makam Wali Songo yang menjadi simbol penyebaran Islam di Indonesia.

Setelah itu, keduanyaakan menyeberang ke Sumatera untuk melihat jejak-jejak penyebaran Islam di sana.

Selanjutnya, mereka akan berlayar ke Kuala Lumpur, Malaysia. Setelah itu, perjalanan akan dilanjutkan ke Myanmar, jika memungkinkan.

Di negara itu, Hakam yang pernah bersepeda keliling dunia pada 2012 ingin menyampaikan toleransi umat beragama, khususnya Islam dan Buddha.

Jika tidak memungkinkan memasuki negara tersebut, ia akan menyampaikan pesan perdamaian untuk Myanmar dari Kuala Lumpur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com