Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan Pesawat Polisi, AKP Budi Waluyo Selalu Pamitan kepada Ibunya Sebelum Terbang

Kompas.com - 07/12/2016, 05:34 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Warga RT 5 RW 7, Desa Kradenan, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Selasa (6/12/2016) malam menggelar tahlilan untuk mendoakan AKP Budi Waluyo, pilot pesawat Skytruk milik Polri yang jatuh di perairan Lingga, Kepulauan Riau pada Sabtu (3/12/2016) pagi.

"Warga disini menggelar tahlilan selama tujuh hari. Kami mendoakan yang terbaik bagi keluarga bu Sarti, khususnya untuk keselamatan Budi," kata Ketua RT 05, Sajuri.

Foto Budi Waluyo saat masih berpangkat Ipda PNB sengaja diletakkan diatas meja kecil di depan undakan teras rumah joglo milik ibu Sarti, ibunda Budi. Sebuah tenda dipasang di halaman rumah lengkap dengan kursi-kursi plastik warna hijau untuk tempat duduk warga yang hendak mengikuti tahlilan.

Menurut Sajuri, warga mengetahui kabar kecelakaan pesawat yang melibatkan Budi Waluyo pada hari Sabtu (3/12/2016) sekitar pukul 16.00 dari berita di televisi. Namun warga yang hendak memberitahu Sarti, sempat menundanya lantaran khawatir dia shock.

"Akhirnya, kami beritahu sekitar jam tujuh malam," ungkapnya.

Saat diberitahukan tentang kecelakaan pesawat yang melibatkan anaknya tersebut, Sarti sempat tidak percaya. Sebab menurut kebiasaannya, Budi selalu pamitan kepada ibunya melalui telepon setiap akan terbang.

"Budi itu kalau mau kemana-mana pasti telpon ibunya dulu, pamit. Baru ini dia tidak pamit, sehingga ibunya tak percaya kalau Budi ikut terbang," ujarnya.

Sarti sendiri sudah di Jakarta sejak Minggu (4/12/2016) lalu. Ia bersama beberapa kerabatnya sengaja ke Jakarta untuk memastikan nasib putra sulungnya tersebut. Jika siang hari, rumah bernuansa joglo tersebut lebih sering dikunci. Samiyati (50) adalah tetangga yang dititipi kunci rumah oleh Sarti.

Kepada Samiyati, Sarti, ibunda Budi mengatakan belum percaya bahwa anaknya menjadi korban dalam peristiwa jatuhnya pesawat milik Polri itu. Budi adalah anak sulung dari dua bersaudara, adiknya bernama Dwi Santoso sudah bekerja di Jakarta, sebagai sekuriti.

Selama ini, lanjut dia, Sarti hidup seorang diri setelah suaminya, Sugiyat Widoharjono meninggal sekitar lima tahun lalu karena sakit paru-paru. "Saat mendengar berita kecelakaan pesawat itu, bu Sarti masih belum percaya." ujar Samiyati.

Sosok Budi bagi warga dusun setempat dikenal sebagai pemuda yang baik dan santun. Samiyati mengaku terakhir kali bertemu Budi sekitar dua bulan yang lalu, sewaktu Budi sedang libur. "Kalau Budi sedang libur, dia pasti pulang jenguk ibunya," ucapnya.

Budi Waluyo saat ini sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Ia memiliki satu orang istri bernama Istrianawati dan anak bernama Muhammad Aji yang masih berusia 10 bulan.

Sementara itu secara terpisah, Kapolres Semarang, AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi kediaman orangtua Waluyo, Senin (5/12/2016) kemarin. Pihaknya sebenarnya ingin mengucapkan secara langsung ungkapan berbela sungkawa kepada Sarti, ibunda Budi Waluyo.

"Tak hanya warga, kamipun ikut membacakan yasinan secara rutin untuk AKP Budi Waluyo, seusai mahgrib," kata Thirdy.

Meskipun belum mengetahui secara pasti tentang nasib Budi Waluyo, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak RT setempat mengenai lokasi pemakaman Budi.

"Kemungkinanannya dimakamkan di Kaliwungu, pertimbangannya ayah AKP Budi Waluyo juga dimakamkan di sana," ujarnya.

Sebagai informasi, AKP Budi Waluyo bergabung dengan kepolisian sejak tahun 2004. Ia merupakan alumni SMK Bina Dhirgantara, Colomadu, Karanganyar.

Baca: 4 Kantong Jenazah dan Potongan Tubuh Korban Pesawat Skytruck Segera Diidentifikasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com