DENPASAR, KOMPAS.com - Pencak silat dapat dijadikan sebagai diplomasi budaya dan harus dikembangkan ke berbagai negara.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, dalam sambutannya di acara pembukaan kejuaraan dunia pencak silat ke-17 yang digelar di GOR Lila Buana, Denpasar, Bali malam ini.
"Pencak silat bisa dijadikan diplomasi budaya. Melalui event ini sebaik mungkin, mari kita menduniakan pencak silat," Kata Imam Nahrawi, Denpasar, Bali, Sabtu(3/11/2016).
Menpora juga menegaskan bahwa pencak silat bukan hanya urusan olahraga saja tapi juga urusan budaya, karena pencak silat yang merupakan asli Indonesia ini sudah berkembang di berbagai negara.
Untuk itu pengembangan pencak silat bukan hanya urusan pemerintah dan perhimpunannya saja, tapi urusan semua anak bangsa agar budaya leluhur ini tetap lestari dan menjadi jati diri bangsa.
"Kita semua berupaya bersama-sama dalam melestarikan pencak silat," tambah Menpora.
Pencak silat saat ini juga sedang berjuang agar dimasukkan sebahai salah satu cabang olahraga di olimpiade. Perjuangan ini memang cukup panjang dan sulit karena jarua mendapatkan dukumhan dari 70 negara.
Kejuaraan pencak silat ke-17 ini diikuti oleh peserta dari 40 negara. Acara kejuaraan dunia pencak silat ini juga dihadiri oleh Ketua Umum Pencak Silat Indonesia Prabowo Subianto.
Dalam sambutannya, Prabowo mengucapkan terimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan dukungan, dan diharapkan pencak silat dapat menjadi ajang diplomasi budaya dan persahabatan kita di manca negara.
"Terimakasih atas dukungan pemerintah. Saya berharap pencak silat bisa menjadi ajang diplomasi budaya untuk mempererat persahabatan di mana-mana," kata Prabowo.
Suasana acara pembukaan cukup meriah, apalagi saat parade ditampilkan atraksi pencak silat dari beberapa perguruan pencak silat seperti Perisai Diri, Satria Muda Nusantara, dan beberapa perguruan pencak silat lainnya.