Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keributan Terjadi Saat Bayi Temuan Warga Poso Diserahkan ke Panti Asuhan

Kompas.com - 02/12/2016, 13:45 WIB
Mansur

Penulis

POSO, KOMPAS.com — Kepolisian Resor Poso, Sulawesi Tengah, Jumat (2 /12/2016), akhirnya diterjunkan untuk melerai keributan yang terjadi di ruang perawatan kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Poso, Jumat (2/12/2016).

Insiden itu berlangsung di sela-sela proses administrasi penyerahan bayi berusia 15 hari dari pihak RSUD Kabupaten Poso kepada Yayasan Panti Sosial Terpadu dari Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir.

Pantauan Kompas.com, ketika proses penyelesaian administrasi itu berlangsung, tiba-tiba seorang pria bernama Ari Mahmud (40) memprotes penyerahan bayi tersebut.

Warga Poso Kota tersebut mengaku bahwa selama ini ia telah mengeluarkan dana untuk membiayai kebutuhan bayi tersebut. Menurut Ari, proses penyerahan itu tidak prosedural karena tidak melibatkan kepolisian.

Ari mengatakan bahwa selama ini ia merawat bayi tersebut tanpa ada bantuan dari Dinas Sosial setempat.

"Sangat disayangkan, bayi temuan warga yang sudah dalam kondisi sehat tiba-tiba oleh Dinsos diserahkan ke pihak lain tanpa melalui proses prosedural. Yang seharusnya bayi itu dipelihara oleh negara, namun kemudian diberikan kepada oknum mengatasnamakan panti asuhan," kata dia.

Ari tidak rela anak tersebut diserahkan ke panti hanya dengan alasan tidak ada tempat atau dana perawatan.

Meskipun kemudian diusir dan diancam dipanggilkan petugas keamanan, Ari tetap bertahan hingga akhirnya anggota Polres Poso dikerahkan untuk mengawal dan mengamankan proses penyerahan bayi yang belum memiliki nama itu.

"Meskipun saya yang ikut memberikan bantuan selama di RSUD Poso, saya sama sekali tidak mau menghalangi siapa yang mau memelihara atau mengambil. Cuma proses penyerahannya harus resmi atau jelas," kata dia.

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Poso Viktor Tumonggi mengatakan bahwa proses penyerahan bayi laki-laki kepada pihak panti asuhan itu sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Ia mengakui bahwa Pemkab Poso tidak memiliki dana maupun tempat khusus untuk merawat bayi yang dibuang oleh orangtuanya.

"Proses penyerahan bayi sudah sesuai. Kalau toh dikatakan menelantarkan bayi, saya tidak terima. Kita serahkan ke panti karena memang di Pemda Poso belum ada dana atau tempat untuk penitiipan bayi, apalagi ini adalah kejadian yang pertama," kata Viktor.

Pemkab Poso berharap agar anak tersebut mendapat perawatan di panti asuhan itu. Semua kebutuhan bayi dapat terpenuhi sampai nantinya akan ada orangtua asuh yang bersedia mengadopsi dan mengangkatnya menjadi anak.

Bayi tersebut ditemukan oleh warga di semak belukar di tepi jalan trans-Sulawesi di Desa Watuawu, Kecamatan Lage, Kamis (17/11/2016). Saat ditemukan, bayi itu dalam posisi telanjang ditutup kain hitam dengan mulut ditutup plakban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com