Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Sanggup Beri Makan, Delly Serahkan Orangutan ke BKSDA

Kompas.com - 01/12/2016, 09:04 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

PALANGKARAYA, KOMPAS.com - Delly (60), warga Desa Parempei, Kecamatan Tumbang Jutuh, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, akhirnya menyerahkan satu individu orangutan ke aparat BKSDA, Rabu (30/11/2016).

Delly mengaku tak sanggup lagi memberi makan dan merawat orangutan yang diberi nama Moci (2) ini.

Dia memberi makan orangutan dengan makanan sisa, baik buah maupun nasi. Sesekali Delly memberi susu kental manis. Semua itu berlangsung selama satu tahun.

"Belakangan ini, dia dan keluarganya semakin terbebani untuk mengurus dan mencukupi kebutuhan pakan Moci," kata Monterado Friedman dari Borneo Orangutan Survival Foundation Nyaru Menteng, Kamis (01/12/2016).

"Setelah setahun, barulah muncul inisitif untuk menyerahkan orangutan itu ke pusat rehabilitasi," kata Monterado yang juga sering disapa dengan nama Agung ini.

Aparat dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalimantan Tengah datang bersama tim BOSF yang juga sebagai pusat rehabilitasi untuk mengambil Moci.

Agung mengatakan, setibanya di Desa Parempei, tim menilai Moci memang seolah sengaja dipelihara. Ini terlihat dari perlakuan pemilik rumah pada Moci selama ini.

Mereka mendapati Moci ada dalam kandang kayu sebesar poskamling. Pintu kandang dipaku permanen. Moci terlihat kurus dan tampak sudah lama tidak dikeluarkan dari dalam kandang.

Di dalam kandang juga terdapat baju bekas berwarna merah lusuh yang menurut pemilik rumah dipakai untuk selimut Moci.

"Segera kami bawa ke Nyaru Menteng," kata Agung.

Sebelum dibawa, Moci mendapat pemeriksaan dokter hewan yang turut serta dalam tim evakuasi ini. Hasilnya, Moci dinyatakan dehidrasi.

Orangutan balita ini masuk daftar ke-29 hewan yang dibawa ke pusat rehabilitasi BOS Nyaru Menteng. Ia sekaligus menggenapi 469 orangutan yang kini berada di pusat rehabilitasi orangutan BOSF.

Di Nyaru Menteng, Moci mengawali hidupnya mulai dari proses karantina terlebih dahulu. Proses ini meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan seperti pengambilan sempel darah, sputum dan x-ray untuk memastikan ia dalam kondisi yang sehat agar dapat bergabung dengan orangutan lainnya.

Orangutan muda seperti Moci bakal menjalani proses rehabilitasi sendiri di sana hingga memakan waktu 7 hingga 8 tahun, sampai benar-benar mampu hidup mandiri. Setelah dinyatakan mampu hidup mandiri, orangutan ini bakal dilepasliarkan.

Bayi orangutan seperti ini menambah daftar panjang orangutan yatim piatu yang dipungut dari warga.

Diyakini, induk orangutan terlebih dulu mati dengan cara tak wajar. Biasanya karena dibunuh secara sengaja dengan beragam alasan.

Sedangkan anak dari orangutan ini kemudian dipelihara. Jadilah jamak dianggap anak orangutan terpisah dari induknya.

Pengakuan serupa juga muncul saat Moci disita. Kepada tim BKSDA dan BOSF, Delly menuturkan, orangutan tersebut ditemukan di hutan desa yang berdekatan dengan sebuah perusahaan perkebunan kelapa sawit milik perusahaan F (inisial).

"Lagi-lagi alasannya klasik, yakni dalam kondisi terpisah dari induk. Orangutan itupun ia rawat dan diberi nama Moci," kata Agung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com