Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Nelayan Hilang di Perairan Karimunjawa

Kompas.com - 28/11/2016, 17:53 WIB

SEMARANG, KOMPAS — Dua nelayan asal Desa Karimunjawa, Kabupaten Jepara, hilang saat melaut di sekitar perairan Karimunjawa, Jawa Tengah. Keduanya diduga jatuh ke laut saat kapal yang ditumpangi diempas gelombang. Sepekan terakhir, kondisi cuaca di perairan tersebut berubah-ubah.

Kepala Kepolisian Sektor Karimunjawa Resor Jepara Inspektur Satu Polisi Suranto, Minggu (27/11), mengatakan, dua nelayan tersebut bernama Tri Suryo Cahyanto (27) dan Repin (32).

"Sabtu sore, kami menerima laporan dari beberapa nelayan yang mendapati sebuah kapal ditemukan kosong dan terombangambing di tengah laut. Kapal itu ditemukan di antara Jepara dan Karimunjawa," ujarnya. Nelayan penemu perahu tersebut menarik perahu itu ke pulau terdekat, Pulau Genting, sekitar 8 mil laut atau sekitar 12 kilometer dari lokasi penemuan perahu.

Camat Karimunjawa Taksin membenarkan bahwa kapal tersebut milik Suryo dan Repin. Hal itu diketahui dari kartu identitas yang tertinggal bersama perbekalan di perahu. Berdasarkan informasi sesama nelayan, mereka berdua berangkat mencari ikan pada Jumat (25/11) sekitar pukul 03.00.

Saat ini, lanjut Taksin, sejumlah warga beserta kerabat korban sedang mencari kedua korban. Dia mengatakan, kondisi cuaca di perairan Karimunjawa sepekan terakhir sulit ditebak. Terkadang teduh, tetapi di waktu lain hujan deras disertai angin kencang sehingga menyulitkan perahu-perahu kecil.

Relawan Badan SAR Nasional (Basarnas) Jepara, Hassanudin, menuturkan, pencarian kedua korban dilakukan sejak Minggu pagi. "Satu regu SAR dengan peralatan lengkap sudah dikirim ke Karimunjawa untuk membantu pencarian," ujarnya.

Syahbandar Pelabuhan Jepara Suripto mengatakan, belum ada peringatan dini soal cuaca ekstrem di perairan Jepara. Biasanya, cuaca buruk di perairan Karimunjawa terjadi mulai Februari hingga pertengahan bulan Agustus.

Angin barat

Memasuki musim angin barat saat ini, sering terjadi gelombang tinggi di laut yang mengancam keselamatan nelayan. Ikan-ikan pun langka karena pengaruh cuaca. Karena itu, sejumlah nelayan di Desa Sungsang, Kecamatan Banyuasin II, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, mengurangi intensitas melaut, bahkan berhenti melaut untuk sementara.

"Jika kami melaut, pasti akan tetap rugi karena biaya bahan bakar lebih tinggi daripada tangkapan," ucap Musyadi (31), nelayan dari Dusun Sei Sembilang, Desa Sungsang, Minggu. Wilayah tangkapan Musyadi berada di kawasan Sei Sembilang dan mengarah ke Selat Bangka.

Musyadi mengatakan, dalam satu hari dirinya bisa mendapatkan ikan 30-40 kilogram. Namun, kini, hasil tangkapnya hanya 10-20 kg per hari. Dengan hasil itu, pendapatan kotor Musyadi hanya Rp 150.000-Rp 200.000. Padahal, untuk melaut sehari, dia harus mengeluarkan biaya untuk bahan bakar dan perbekalan sekitar Rp 170.000.

Musyadi memutuskan mengurangi intensitas atau bahkan berhenti melaut hingga kondisi cuaca kembali tenang pada April tahun depan. "Ya, kami terpaksa menganggur. Kalaupun tetap melaut, kami putuskan saat angin masih dianggap cukup aman," ujarnya.

Pengepul ikan, Johan (26), mengatakan, hasil tangkap pada November ini jauh berkurang. Hal ini menyebabkan Johan kesulitan memenuhi kebutuhan ikan di kawasan Bangka Belitung. Biasanya dalam waktu dua hari sudah terkumpul ikan sekitar 3 ton untuk dijual ke Bangka Belitung. Namun, kini untuk mendapatkan jumlah yang sama, dia membutuhkan waktu hingga lima hari.

Hal serupa juga dirasakan pembuat terasi, Nasir, yang terpaksa menghentikan produksi terasinya lantaran kekurangan bahan baku, yakni udang. Pada hari biasa, biasanya dirinya mendapatkan pasokan 5 ton udang. Namun, kini, untuk mendapatkan 2 ton udang saja sulit.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Agus Santosa mengatakan, saat ini cuaca ekstrem terjadi hampir di seluruh wilayah di Sumsel, mulai dari gelombang tinggi, hujan ringan, hingga lebat. Untuk gelombang laut, yang patut diwaspadai, terutama Selat Bangka Utara, Selat Bangka selatan dan Selat Gelasa. (GRE/RAM)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 28 November 2016, di halaman 24 dengan judul "2 Nelayan Hilang di Perairan Karimunjawa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com