Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhir di Gunung Kidul Diperkirakan Dibuat pada 2.000 SM

Kompas.com - 21/11/2016, 09:50 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Menhir yang ditemukan di Kompleks Pemakaman Umum Dusun Sokoliman II, Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul, DI Yogyakarta, pada akhir September 2016 diperkirakan berasal dari 2.000 tahun sebelum Masehi (SM).

Penemuan menhir ini semakin membuktikan indikasi bahwa wilayah Gunung Kidul merupakan pusat peradaban tertua di Yogyakarta.

(Baca juga: Menhir Sepanjang 4 Meter Ditemukan di Gunung Kidul dalam Kondisi Patah)

Kepala Seksi Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta Wahyu Astuti mengatakan, setelah mendapat laporan, tim mendatangi lokasi penemuan dan melakukan penelitian.

"Dari pengukuran, menhir yang ditemukan di Sokoliman II memiliki tinggi sekitar 4 meter, dibuat sekitar 2.000 tahun sebelum Masehi," kata dia.

Menurut Wahyu, penemuan ini mempertegas indikasi tentang pusat peradaban tertua di Gunung Kidul. Sebelumnya, banyak temuan benda-benda purbakala di Gunung Kidul.

"Candi Prambanan saja baru dibangun pada abad ke-9 Masehi. Menhir ini diperkirakan dari 2.000 SM, sementara kerangka manusia dan alat-alat purbakala yang dulu ditemukan di Gua Braholo, Rongkop, itu dari 4.000 SM," kata Wahyu.

Saat ini menhir tersebut telah diamankan dan disimpan di Situs Sokoliman. Agar tidak rusak, semua bagian menhir ditutup dengan plastik. Menhir ini akan menambah koleksi Situs Sokoliman, Gunung Kidul.

Salah satu tokoh masyarakat Desa Bejiharjo, Yanto, mengatakan bahwa warga pernah menemukan benda purbakala, seperti menhir, saat menggali tanah. Namun, warga takut dan menimbun kembali benda-benda tersebut.

"Saya masih ingat saat dulu gotong royong membuat lapangan, warga tidak sengaja menemukan seperti ini (menhir), tetapi ditimbun lagi, takut kalau ada apa-apa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com