Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergoyang Bersama Imigran dari 11 Negara di Makassar

Kompas.com - 20/11/2016, 21:02 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Makassar melakukan pembinaan terhadap imigran 11 negara yang mencari suaka di Indonesia. Bahkan, Pemerintah Kota Makassar memfasilitasi para imigran 11 negara yang bermukim di Makassar memperkenalkan kebudayaannya.

Tenda-tenda berjejer di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Minggu (20/11/2016) pagi, tepatnya waktu masyarakat tiap pekan memadati icon Kota Makassar melakukan berbagai kegiatan.

KOMPAS.com/Hendra Cipto Pemerintah Kota Makassar memfasilitasi para imigran 11 negara yang bermukim di Makassar memperkenalkan kebudayaannya.
Di tenda-tenda yang menjadi bagian peringatan International Multi Culture Day inilah, ratusan imigran yang hadir memamerkan kebudayaannya masing-masing.

Adapun imigran yang ikut meramaikan event tersebut dari negara Afganistan, Somalia, Iraq, Sudan, Iran, Ethiopia, Pakistan, Myanmar, Srilanka, Thailand, dan Australia. 

Setiap tenda, para imigran mengenakan pakaian adatnya masing-masing sambil berjualan kuliner. Disisi belakang tenda, sebagian imigran lagi membuat makanan khasnya mereka yang akan dijajakan ke ribuan pengunjung Anjungan Pantai Losari.

Para imigran ini terlihat pasif berbahasa Indonesia dan saling berkomuninasi dengan warga Makassar dalam memperkenalkan kebudayaannya. Tak hanya berkomunikasi saja, bahkan warga Makassar antuasias berfoto wefie dengan imigran.

"Saya senang bisa bergabung dan berkomunikasi dengan masyarakat Makassar. Mereka baik-baik. Dengan adanya event ini, kami juga para imigran bisa memperkenalkan kebudayaan negara kami masing-masing," kata salah satu imigran asal Afganistan, Muhammad Azhar.

Sementara didepan tenda-tenda pameran imigran, Pemerintah Kota Makassar menyediakan panggung hiburan. Di panggung itu, para imigran masing-masing daerah ikut memperkenalkan tarian kebudayaannya.

Turut meramaikan di panggung itu, barongsai milik etnis tionghoa menghibur ribuan pengunjung Anjungan Pantai Losari.

Beberapa perwakilan konsulat dari beberapa negara ikut hadir dalam peringatan Internasional Multi Culture Day itu. Konsulat dari berbagai negara dan para imigran yang hadir dalam event itu sempat dikagetkan dengan tarian salah satu daerah di Sulsel yakni tarian Magiri.

Dimana tarian Magiri ini menggunakan senjata tajam jenis badik yang kemudian penarinya menusukkan di telapak tangan dan dilehernya. Namun, senjata tajam itu tidak bisa menembus kulit para penari.

Di sisi luar Anjungan Pantai Losari, murid SD di Makassar yang tergabung dalam kelompok marchingband kelas SD ini menggelar aksinya di sepanjang Jl Penghubur, Makassar.

KOMPAS.com/Hendra Cipto Pemerintah Kota Makassar memfasilitasi para imigran 11 negara yang bermukim di Makassar memperkenalkan kebudayaannya.

Camat Mariso, Harun Rani selaku ketua panitia Internasional Multi Culture Day mengatakan, kegiatan ini sangat diapresiasi oleh negara-negara tetangga. Salah satunya, konsulat Jendral Australia, Richard Mathew.

"Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk kembali mempersatukan antara bangsa satu dengan bangsa yang lain," katanya.

"Kegiatan ini juga dapat dijadikan sebagai tempat untuk saling mengenal budaya tanpa mempermasalahkan perbedaan suku, agama dan ras. Hal ini tentunya dapat mempererat tali persaudaraan antar negara," lanjut Harun.

Sementara itu, Richard dalam sambutannya di atas panggung menuturkan, dengan adanya kegiatan ini tidak ada lagi perbedaan antar suku, agama dan ras yang terjadi di negara mana pun.

Anak-anak lintas budaya langsung membaur bersama-sama dan menyanyikan lagi "We All The World". Ribuan pengunjung Anjungan Pantai Losari pun ikut bergoyang bersama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com