Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Depan, NTT Bangun Kampung Toleransi dengan 4 Rumah Ibadah

Kompas.com - 18/11/2016, 16:29 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Kampung toleransi direncanakan akan dibangun di Kelurahan Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada tahun 2017.

Ketua Panitia Pembangunan Kampung Toleransi Anselmus G Djobo mengatakan, dalam kompleks kampung toleransi, akan ada rumah ibadah empat agama, yakni Katolik, Protestan, Hindu, dan Islam.

Panitia sudah menyiapkan lahan pembangunan seluas 14,41 hektar dan semuanya sudah disetujui oleh pemerintah dan DPRD Kabupaten Kupang.

"Sudah ada pembagian dari 14,41 hektar itu, 10 hektar akan digunakan untuk pembangunan perumahan keluarga purnawirawan Angkatan Darat dan 4,41 hektar untuk rumah ibadah. Tempat ibadah Katolik, Kristen, dan Hindu masing-masing satu hektar, sedangkan untuk Islam lebih luas, yakni 1,41 hektar," ucap Anselmus kepada Kompas.com, Jumat (18/11/2016).

Saat ini panitia sedang berkoordinasi dengan pimpinan TNI setempat maupun pusat untuk pengurusan sertifikat lahan sehingga pembangunan bisa dimulai tahun depan.

"Sudah dilakukan peletakan batu pertama oleh kami bersama sejumlah pimpinan TNI dan untuk sertifikat lahan akan dirampungkan pada Desember 2016 sehingga pembangunan akan dilakukan tahun depan," kata Anselmus.

Tujuan dibangunnya kampung itu untuk memberikan satu sikap bahwa warga NTT, khususnya di Kabupaten Kupang, menjunjung tinggi toleransi dan masyarakat di daerah lainbisa melihat contoh ini.

"Kita mau menunjukkan kepada generasi muda kita bahwa kekuatan bangsa itu bisa dibangun melalui satu kampung tolerasi ini," kata dia.

Menurut Anselmus, wilayah NTT diapit oleh dua negara, yakni Timor Leste dan Australia. Karena itu kekuatan dibangun bukan hanya pada pertahanan dan keamanan melalui militer, tetapi lewat kekuatan iman dengan rasa toleransi tinggi.

Ia menyebutkan, anggaran pembangunan tempat ibadah itu akan dikutmpulkan dari jemaat masing-masing pemeluk agama.

Populasi warga di kampung itu mayoritas beragama Katolik dan Kristen, umat muslim sekitar 1.000 orang, dan Hindu ratusan orang.

"Kita memberi ruang seluas luasnya kepada masyarakat dan kita tidak batasi warga mana saja untuk datang dan menetap di sini. Saya punya tujuan, yakni suatu saat tempat ini akan dijadikan destinasi wisata religi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com