Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindikat Penipuan Bermodus Menukar Kartu ATM di Makassar Ditangkap

Kompas.com - 18/11/2016, 10:57 WIB
Hendra Cipto

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com - Aparat Polsekta Ujungpandang mengungkap kasus penipuan bermodus tukar kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Tiga pelaku ditangkap dengan barang bukti ratusan kartu ATM palsu dengan logo semua bank di Indonesia dan sebuah mobil Honda Jazz warna putih DD 1499 UQ.

Kepala Polsekta Ujungpadang, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Ananda Fauzi Harahap mengatakan, kasus ini berhasil terungkap setelah polisi menerima laporan dari seorang pengusaha di Makassar yang enggan disebutkan identitasnya telah tertipu di Anjungan Pantai Losari.

Sindikat ini menyasar para tamu berkunjung di Makassar dan menginap di hotel-hotel sekitar Pantai Losari.

"Ketiga pelaku masing-masing bernama Muh Asri (47) dan Farid Panjul (32) keduanya warga Perumahan Anging Mamiri Blok F1/12 A Kota Makassar, Abdullah alias Ulla (46) warga jalan Industri Kota Pare pare. Ketiganya dibekuk di rumah Asri," katanya, Jumat (18/11/2016).

Dia menjelaskan, sindikat penipu ini mengelabui para korbannya dengan mencetak ratusan kartu ATM palsu dari berbagai bank di Indonesia terlebih dahulu.

"Mereka mencetak lebih dulu kartu ATM palsu yang mirip seperti aslinya. Kemudian para pelaku menemui korbannya dan mengajaknya berbisnis. Pelaku pun mengajak korban ke ATM dan meminjam kartu ATM dengan alasan melihat karena kartunya lagi bermasalah. Dengan sekejap mata dan kelincahan tangan, pelaku mengembalikan kartu ATM palsu kepada korban. Kalau dilihat sekilas, tidak ada perbedaan antara kartu asli dengan palsu," ucapnya.

Setelah kartu ATM asli sudah berpindah tangan, lanjut Harahap, salah satu pelaku kemudian melakukan transfer ke rekening rekannya yang berada di Jakarta untuk menghilangkan jejak. Dari rekening rekannya di Jakarta, lalu ditransfer ke rekening para pelaku di Makassar.

"Dalam sindikat ini, masing-masing mempunyai peran yang berbeda. Tersangka Asri mengaku sebagai Humas Pertamina dengan mengajak korban ngobrol dengan tujuan mengetahui latar belakang korbannya dan kemudian muncul Abdullah alias Dulla menghampiri korban yang sementara ngobrol dengan temannya yaitu Asri dan saat itulah Abdullah alias Dul memperkenalkan diri kalau dirinya adalah Kapten kapal dari Brunei Darussalam datang ke Indonesia bersama Asri menjalin kerja sama pemasaran HP dan barang elektronik dari kapal. Modus ini untuk memperdayai korban. Sedangkan tersangka Panjul, dia bertugas untuk melakukan pencairan uang dari ATM asli korban," paparnya kemudian.

Dari kasus yang dilaporkan, Harahap menuturkan, korban dirugikan Rp 53.417.420 dari rekening yang dikuras pelaku di ATM.

"Kami masih mengejar pelaku lainnya. Aksi sindikat ini sudah dilakukan sejak Februari 2016 lalu. Untuk saat ini, pelaku dan barang bukti diamankan di Polsek Ujung Pandang untuk proses lebih lanjut," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com