Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dihukum Seumur Hidup karena Kasus Narkoba, Warga Pakistan Pingsan

Kompas.com - 15/11/2016, 16:36 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Seorang warga negara Pakistan, Faiq Akhtar, pingsan ketika divonis pidana seumur hidup dalam kasus narkotika. Hakim di Pengadilan Negeri Semarang tidak sepakat Faiq dihukum mati sebagaimana permintaan jaksa penuntut umum.

"Menjatuhkan pidana oleh karenanya dengan pidana seumur hidup," ujar Ketua Majelis Hakim Sartono, Selasa (15/11/2016).

Dalam pertimbangannya, hakim menilai Faiq bukan sebagai otak jaringan narkotika Pakistan. Faiq hanya sebagai pihak yang diminta untuk mengurus jaringan keuangan.

Kendati demikian, perbuatan yang dilakukan dalam permufakatan jahat tetap saja terbukti. Dia ikut berperan dalam kegiatan impor narkotika dari China yang disusupkan ke dalam mesin genset.

Hakim melihat upaya itu sebagai tindakan yang meresahkan, merusak generasi bangsa, serta masyarakat.

"Kejahatan narkoba dilakukan secara terorganisir," kata Sartono lagi.

Pria yang bekerja sebagai office boy (OB) itu terbukti sebagai pihak yang menampung, serta mendistribusikan keuangan jaringan.

Sebagai penampung, dia menerima yang Rp 512 juta yang kemudian didistribusikan kepada anggota jaringan Faiq sebelumnya dituntut mati karena dianggap vital karena mengatur semua transaksi keuangan. Semua transaksi tercatat, serta atas perintah Muhammad Riaz atau Mr Khan.

Saat tuntutan, Faiq juga sempat berlari keluar ruangan sidang. Saat berjalan menuju tahanan, dia berlari untuk menghindari sorot foto kamera.

(Baca juga: Dituntut Hukuman Mati, Penyelundup Sabu Asal Pakistan Lari Menuju Tahanan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com