Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infrastruktur Minim, PLN Maluku Sulit Terangi Pulau-pulau Kecil

Kompas.com - 15/11/2016, 16:28 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Keterbatasan infrastruktur berupa sarana jalan dan pelabuhan di wilayah perbatasan serta pulau-pulau kecil dan terluar menjadi salah satu tantangan bagi PT PLN untuk memenuhi target melayani listrik di seluruh wilayah kepulauan Maluku.

General Manager PT PLN (Persero) Wilayah Maluku-Maluku Utara Indardi Setiawan mengatakan, keterbatasan itu mempersulit pembangunan jaringan listrik di pulau-pulau kecil dan di wilayah perbatasan di Maluku.

"Tidak mungkin kita bawa tiang listrik pakai kapal kalau tidak ada pelabuhannya. Belum lagi kalau di pulau-pulau itu tidak ada sarana jalan, itu kendalanya," kata Setiawan kepada wartawan di Ambon, Selasa (15/11/2016).

Menurut Setiawan, pembangunan jaringan listrik di wilayah kepulauan tidak segampang dengan yang dilakukan di wilayah berciri kontinental atau wilayah daratan yang dianggap lebih mudah. Apalagi, membangun jaringan listrik di pulau-pulau membutuhkan biaya besar.

"Ini bukan hanya soal bisnis, tapi kesiapan infrastruktur itu sangat mendukung keberadaan jaringan listrik di wilayah kepulauan. Belum lagi sumber daya manusia, bagaimana petugas kami di lapangan mengelola itu semua, bagaimana daya dukung lainnya," kata dia.

Ia mendorong kerja sama dari semua pihak untuk menerangi seluruh wilayah di Maluku termasuk sampai ke pulau-pulau terpencil.

Saat ini rasio elektrifikasi di Maluku baru mencapai 84 persen. Pemerintah menargetkan agar tingkat elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia mencapai seratus persen pada 2019.

"Namun di Maluku ini memang agak sulit, dan target kita itu tahun 2020 rasio elektrifikasi sudah mencapai 90 persen," kata dia.

Manajer Niaga PT PLN Wilayah Maluku-Maluku Utara Helmi Bantam mengakui bahwa pembangunan jaringan listrik di wilayah kepulauan di Maluku membutuhkan kajian matang. Selain membutuhkan anggaran besar, kesiapan infrastruktur juga harus tersedia.

"Jadi harus ada kajian kelayakan operasi dan kajian kelayakan finansial. Kita mau bangun jaringan di sana sudah ada jalan dan pelabuhan atau belum, karena itu menjadi sarana penunjang," kata Helmi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com