Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diiming-iming Rp 2 Juta, Warga Mulai Serahkan Penderita Gangguan Jiwa

Kompas.com - 10/11/2016, 11:25 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki hari kedua imbauan, sepuluh warga Purwakarta yang mengalami sakit jiwa dibawa ke Pemkab Purwakarta.

Mereka akan mendapatkan pengobatan di RSJ Cisarua atau Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya.

Pada berita sebelumnya, Pemkab Purwakarta menyampaikan imbauan bagi warga Purwakarta yang menyerahkan keluarganya yang mengalami gangguan kejiwaan akan mendapatkan kompensasi Rp 2 juta.

Baca juga: Di Purwakarta, Warga Diberi Rp 2 Juta jika Serahkan Penderita Gangguan Jiwa

Imbauan ini disampaikan karena masih ada keluarga yang menutupi kondisi kelainan jiwa keluarganya.

“Sampai hari ini yang melapor ada sepuluh. Mereka berasal dari Desa Pasirmunjul, Desa Tegaldatar, dan salah satu desa dari Kecamatan Tegalwaru,” ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi di kantornya, Kamis (10/11/2016).

Dedi menjelaskan, 10 pasien ini akan dibawa ke RSJ Cisarua atau Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya. Pemilihan tempat tergantung pada persetujuan keluarga dan tingkat keparahan pasien.

Selama ini, sambung Dedi, pihaknya bekerja sama dengan RSJ Cisarua. Sedikitnya, 50 warganya pernah diobati di sana. Namun, ada beberapa warganya yang kambuh ketika pulang ke rumah setelah obat habis.

“Obatnya mahal. Keluarga tidak mampu akan berat menanggung pembiayaan obat ini. Pengeluaran Purwakarta pun untuk RSJ Cisarua mencapai Rp 1,7 miliar per tahun,” tuturnya.

Untuk mengoptimalkan penyembuhan warganya, pihaknya hari ini menandatangani MoU dengan Yayasan Mentari Hati, sebuah lembaga yang menangani pasien gangguan jiwa di Tasikmalaya.

Dalam kerja sama tersebut disebutkan, Yayasan Mentari Hati akan menerima pasien kelainan jiwa dari Purwakarta. Sedangkan Pemkab Purwakarta akan membantu fasilitas yayasan berupa penyewaan 5 hektar sawah dan kebun. Lahan tersebut nantinya akan digunakan untuk aktivitas pasien Mentari Hati, mulai dari penanaman padi, berkebun, perikanan, hingga peternakan.

“Pasien kelainan jiwa harus berbaur dan memiliki aktivitas agar proses penyembuhannya lebih cepat,” ungkap pendiri Yayasan Mentari Hati, Dadang Heryadi (46).

Saat ini, yayasan tersebut menangani 216 pasien yang tidak jelas keberadaan keluarganya.

“Kalau yang jelas keluarganya ada di mana, kami akan mengantarkannya. Yang ada di kami adalah pasien kelainan jiwa yang berkeliaran di jalanan serta titipan dari Bandung dan Sukabumi,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com