Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Jepang, Heryawan Promosikan Geopark Ciletuh

Kompas.com - 09/11/2016, 20:20 WIB
Sri Noviyanti

Penulis


KOMPAS.com
- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mempromosikan potensi Geopark Ciletuh di acara 7th East Asia Local and Regional Government Congress' di Prefektur Nara, Jepang. Beragam agenda lain, termasuk pengembangan sister province, dibahas pula di sini.

"Geopark Ciletuh punya potensi menjadi tujuan wisata dunia," kata Heryawan lewat siaran pers yang diterima Kompas.com pada Rabu (9/11/2016).

Kongres tersebut berlangsung pada 7-8 November 2016. Hadir di sana adalah para kepala daerah setingkat provinsi dari kawasan Asia Timur. Selain Indonesia, negara-negara yang mengirimkan perwakilan, sadalah China, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Vietnam dan Jepang.

Adapun perwakilan Indonesia dalam kongres ini adalah Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

"Kesempatan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan Jawa Barat dan kesejahteraan semua. Pergaulan internasional akan membuat wawasan semakin luas dan semakin banyak pula contoh-contoh yang bisa kita adopsi di sini," papar Heryawan.

www.geoparkciletuh.org Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat

Geopark Ciletuh adalah destinasi wisata alam yang berlokasi di Kabupaten Sukabumi. Seperti dikutip dari situs web geoparkciletuh.org, kawasan wisata ini dikembangkan dengan basis konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Keragaman geologi, hayati, dan budaya, merupakan pesona yang ditawarkan geopark tersebut. Dari riset yang dikutip situs web milik Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat ini, Ciletuh adalah salah satu kawasan batuan tertua di Pulau Jawa yang dahulunya laut.

Bentang alam Ciletuh menyerupai amfiteater raksasa dengan bentuk seperti tapal kuda yang menghadap ke Samudra Hindia.

Kawasan Geopark Ciletuh dikelilingi perbukitan menghijau dan memiliki air terjun di antara tebing bebatuan sebagai hasil proses geologi selama jutaan tahun silam.

Ada sembilan air terjun eksotis di kawasan in yaitu Curug Awang, Curug Tengah, Curug Puncak Manik, Curug Cikantéh, Curug Ngelai, Curug Sodong, Curug Dogdog, Curug Nyelempét, dan Curug Cimarinjung.

Di sana juga ada tebing bebatuan di Panénjoan , Paniisan, dan Puncak Darma, yang dapat menjadi lokasi untuk melihat keseluruhan kawasan geopark dari ketinggian.

Geopark Ciletuh secara resmi dikukuhkan menjadi Geopark Nasional pada 2015. Pengukuhan ini merujuk pada standaradisasi UNESCO. Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun telah mengajukan usulan UNESCO untuk menjadikan kawasan ini sebagai geopark dunia, dan ditargetkan terealisasi pada 2017. 

Ketua Gugus Tugas Percepatan Geopark Ciletuh dari Kementerian ESDM, Yunus Kusumahbrata, mengatakan Ciletuh telah memenuhi syarat untuk disebut sebagai geopark, antara lain karena memiliki keragaman fenomena geologi, memiliki keragaman biologi, dan memiliki keragaman budaya.

Menjajaki beragam peluang

Kongres di Jepang juga menjadi ajang untuk menjajaki beragam peluang lain bagi Jawa Barat. 
Kepala Biro Otonomi Daerah dan Kerja Sama Sekretariat Daerah Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso, mengatakan, kongres tersebut membahas tiga topik.

Dok Pemprov Jawa Barat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama Gubernur Prefektur Nara, Shogo Arai, Minggu (6/11/2016).

Ketiga topik itu adalah Community and Regional Development, Agriculture and Regional Economic Development , dan Promotion of Measures against Declining Birthrate. 

Selain itu, kongres ini juga menjadi ajang pertemuan bilateral di antara peserta. Heryawan, misalnya, menggelar pertemuan dengan Gubernur Prefektur Nara, Shogo Arai, pada Minggu (6/11/2016). 

Lalu, pada Rabu, Heryawan juga bertemu dengan Gubernur Prefektur Shizuoka Jepang, Heita Kawakatsu.

"Pada agenda Rabu ini, akan dijajaki pengembangan sister province (antara Jawa Barat) dan Prefektur Shizuoka Jepang. Pertemuan ini difasilitasi oleh Lembaga Persahabatan Indonesia Hamamatsu (LPIH)," papar Taufiq.

Taufiq menambahkan, LPIH sudah berpengalaman menjembatani kemitraan antara Jepang dan masyarakat Indonesia. Di Jawa Barat, sebut dia, lembaga ini sudah 30 tahun berkolaborasi dengan Universitas Padjajaran. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com