Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Petani Kopi Kaongke-ongkea yang Patah Semangat...

Kompas.com - 06/11/2016, 11:43 WIB
Defriatno Neke

Penulis

BUTON, KOMPAS.COM – Pada tahun 1954, Desa Kaongke-ongkea, Kecamatan Pasarwajo, merupakan sentra penghasil kopi terbesar di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Tak tanggung-tanggung, setiap petani bahkan bisa menghasilkan sekitar dua ton kopi jenis robusta per hektar tanah.

Namun kini, semua hanya tinggal kenangan saja. Saat ini, para petani hanya menghasilkan kopi sekitar delapan karung gabah atau sektar 800 kilogram per hektar. Hal ini disebabkan karena hama yang terus menerus menyerang tanaman kopi di desa tersebut.

“Para petani kopi kaongke-ongkea sudah patah semangat disini, bahkan ada yang sampai beralih profesi menjadi buruh di proyek dan ada juga yang beralih ke tanaman yang lain,” kata Ketua Kelompok Tani Sinar Mekar Kopi, La Saini, kepada Kompas.com, Minggu (6/11/2016).

Menurut La Saini, saat ini, masih ada beberapa petani yang masih tetap bertahan menanam kopi. Walaupun, hama masih menyerang, para petani masih berusaha dengan menanam benih baru.

Para petani juga enggan membasmi hama dengan menggunakan penyemprotan hama pada tanaman kopi. Sebab, penyemprotan hama tersebut mengandung racun yang bisa juga membahayakan tubuh manusia.

“Penyemprotan ada efek sampingnya, makanya petani disini tidak mau menggunakan itu. Ada juga pemupukan, tapi malamnya selalu digarap hewan liar. Jadi percuma kalau dipupuk,” ujarnya.

Saat ini, para petani membiarkan tanamannya tumbuh alami, sehingga, kopi yang dihasilkan sangat organik tanpa ada penyemprotan pembasmi racun.

Selain itu, koperasi ini telah menyiasati bila sebelumnya hasil tanaman kopi langsung dijual pasar dalam bentuk biji kini, telah dijual dalam bentuk kemasan dalam bentuk bubuk kopi.

Kopi kemasan tertulis Kopi Kaongke-ongka dengan harga jualnya pun sangat terjangkau yakni Rp 70 ribu per kilogram.

“Dijual dalam bentuk kemasan ini, mulai ada peningkatan. Hanya belum banyak dikenal masayarakat luas. Tapi kami akan terus berusaha menghasilkan kopi organik dari desa kami,” tutur La Saini.

Kompas TV Kopi Muria, Beraroma Rempah Khas Kudus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com