Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyuwangi Kembangkan Budidaya Cabai Seluas 190 Hektar

Kompas.com - 04/11/2016, 12:48 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengembangkan budidaya tanaman cabai di 16 kecamatan dengan luas kawasan sebesar 190 hektar. Seluas 75 hektar ditanami cabai rawit, sedangkan 115 hektar untuk cabai merah besar.

"Pengembangan cabai ini adalah sinergi antara petani dan Kementrian Pertanian dan program ini sudah berjalan selama 3 bulan terakhir ini," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (4/11/2016).

Pemetaan untuk cabai besar ada di 9 kecamatan yaitu Srono, Cluring, Gambiran, Singojuruh, Songgon, Siliragung, Genteng, Sempu, dan Kalibaru. Sementara itu, sentra pengembangan cabai rawit ada di 8 kecamatan antara lain Wongsorejo, Purwoharjo, Cluring.

Menurut Anas, untuk mendukung program tersebut, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi dengan pemberian pupuk serta pemberantasan hama serta membuka sekolah lapang bagi para petani.

Saat ini, sudah ada 174 petugas penyuluh lapangan (PPL) yang terdiri dari 124 PPL dari Banyuwangi dan 50 THL dari Kementerian Pertanian.

"Saya sudah mengumpulkan semua PPL untuk mengawal program ini termasuk program pertanian yang lainnya," ungkapnya.

Sementara itu, Ikhrori Hudanto, Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Banyuwangi menjelaskan, Banyuwangi merupakan salah satu produsen cabai terbesar di Jawa Timur.

"Dengan pengembangan tanaman cabai ini, maka ketersedian cabai di Banyuwangi akan aman sepanjang tahun dan termasuk juga kiriman rutin ke Kalimantan, Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan juga Bali," ungkapnya.

Pada tahun 2015, luas lahan panen cabai kecil di Banyuwangi mencapai 2.970 hektar dengan total produksi 21.146 ton, sedangkan cabai besar produksinya 14.684 ton dengan luas panen 1.254 hektar.

Produktivitas cabai kecil mencapai 71,20 kuintal per hektar, sedangkan cabai besar 117,10 kuintal per hektar.

Ikhrori juga menjelaskan, para petani masih bisa menanam cabai di musim kemarau karena telah ada bantuan sumur pompa dari pemerintah dan swadaya para petani. Sistem tanam yang digunakan dalam ini adalah manajemen pola produksi, yaitu proses penanaman tidak dilakukan secara serempak pada musim hujan atau awal musim kemarau saja, namun dijadwalkan secara bertahap bergantian sepanjang waktu tanpa menunggu musim tertentu.

“Dengan mengatur masa tanam, panen bisa diatur di antar wilayah. Dengan sistem penanaman seperti ini, kebutuhan cabai di Banyuwangi bisa terpenuhi sepanjang waktu. Selain juga fluktuasi harga akibat kelangkaan cabai di pasar bisa ditekan,” ungkap Ikrori.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com