Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ketabahan Anak TKW yang Menuai Simpati Banyak Orang

Kompas.com - 02/11/2016, 07:00 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com — Kematian Miftahul Dwi Khasanah, siswi kelas II SMP Maarif Ponorogo, akibat ditabrak sepeda motor menuai simpati banyak orang.

Tak hanya warga sekitar Ponorogo, uluran bantuan masih terus bergulir dari berbagai daerah meski tim donasi sudah menutup penerimaan bantuan sejak tadi malam.

Miftah, panggilan anak kedua pasangan Pujo Kastowo dan Samini Indrawati, ini menjadi trending topic media sosial dan perbincangan di warung kopi setelah tewas ditabrak siswa SMK PGRI II Ponorogo di Jalan Niken Gantini, Kelurahan Singosaren, Ponorogo, Selasa (25/10/2016).

Dia menjadi buah bibir banyak orang lantaran kehidupannya yang serba kekurangan sejak ditinggal ibunya bekerja ke luar negeri delapan tahun silam.

Bersama bapak dan adiknya, Jofi, Miftah tinggal di rumah berdinding bambu berukuran 6 kali 5 meter. Di dalam rumahnya, Miftah tidur di kasur lusuh bersama adiknya. Sementara itu, bapaknya tidur beralaskan tikar.

Agar tidak dicuri atau hilang, setiap malam, dua ekor kambing betina milik Pujo juga ikut dimasukkan ke rumah dan tidur bersama mereka. Maka dari itu, tak heran bila banyak ditemukan kotoran kambing di berbagai tempat di rumah itu.

Mirisnya lagi, saat hujan lebat tiba, atap rumah banyak yang bocor dan tiupan angin membawa air masuk ke rumah.

Untuk buang air, Miftah harus pergi ke kebun lantaran mereka tak memiliki kamar mandi. Biasanya, untuk mandi, bapaknya menimba air dengan kaleng bekas cat.

"Kalau Miftah mandi, saya dan adiknya keluar dari rumah, sedangkan saya sering mandi di sungai dan adiknya," kata Pujo.

Tertabrak motor

Peristiwa naas dialami Miftah terjadi saat ia pulang menggunakan sepeda ontel menuju rumahnya usai mengantar teman sekolahnya di Perumahan Singosaren, Ponorogo.

Saat menyeberang jalan raya, tiba-tiba, muncul sepeda motor Suzuki FU yang dikemudikan FD. Tabrakan pun tak dapat dihindari.

Miftah roboh ke jalan aspal dan kepalanya bersimbah darah. Sehari kemudian, Miftah mengembuskan napas terakhirnya di RSU Madiun sebelum sempat dioperasi kepalanya lantaran mengalami pendarahan di bagian otak.

Pujo yang mendapatkan kabar anaknya ditabrak dan masuk rumah sakit langsung shock.

Selain menjadi anak yang mandiri, Miftah sering membantu bapaknya mengantar ke pelanggan-pelangannya yang membutuhkan pijat badan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com